Apa yang perlu dilakukan sebelum mulai berinvestasi? Itu barangkali adalah pertanyaan paling sering ditanyakan orang yang ingin mulai berinvestasi.
Sebetulnya bukan pertanyaan yang mengherankan, namun tentu sulit dijawab, bila ternyata Anda, sebagai calon investor, tak dapat menjawab empat pertanyaan “berapa” yang akan ditanyakan berikut ini. Sebab, keempat pertanyaan ini yang sesungguhnya akan menentukan apakah Anda sudah bisa dan mampu berinvestasi.
Berapa aset Anda? Pada tahap awal ini, kita akan membicarakan berapa aset yang Anda benar-benar miliki. Ini termasuk rumah, mobil, kebun dan sebagainya. Juga termasuk tabungan dan investasi yang Anda punyai. Informasi ini bisa Anda dapatkan dari bank dan perjanjian investasi, rencana pensiun, serta surat wasiat Anda, bila punya.
Berapa utang Anda? Jumlahkan seluruh utang Anda, termasuk utang cicilan rumah, kredit mobil, kartu kredit dan utang lain. Periksa catatan cicilan rumah, surat perjanjian utang dan tagihan kartu kredit.
Berapa penghasilan Anda? Hitung penghasilan Anda, termasuk gaji, pendapatan investasi dan penghasilan dari sumber lain, bila ada. Anda bisa memeriksa catatan pengembalian pajak, rekening dan catatan gaji.
Berapa pengeluaran Anda? Teliti kembali pengeluaran Anda setiap bulan. Ini termasuk hal-hal mendasar, seperti bahan makanan, pakaian, utilitas, ongkos mobil dan pengeluaran ekstra, antara lain makan malam di luar atau pergi ke kafe, asuransi, ongkos ke dokter, termasuk sumbangan amal. Periksa bon, kuitansi, tagihan kartu kredit supaya Anda tidak mengira-ngira. Setidaknya Anda niatkan mengumpulkan data pengeluaran selama sebulan supaya akurat.
Dari hasil investigasi itu, maka akan tampak kondisi keuangan Anda secara riil. Dan dari hasil itu pula, Anda dapat mulai memikirkan kebutuhan investasi macam apa yang Anda perlukan.
Kalau Anda sudah bisa menabung, itu bagus. Tetapi kalau Anda sudah bisa menabung dan berinvestasi, itu sempurna. 
Pasalnya, dengan suku bunga yang sedemikian rendah saat ini tabungan Anda cenderung digerogoti tingkat inflasi yang lebih besar dari bunga tabungan. Artinya, berapa pun yang Anda tabung takkan cukup baik hasilnya selain sejumlah uang dikalikan berapa lama Anda menabung.
Sementara pada investasi, Anda memiliki kesempatan untuk melakukan akselerasi dari sisi jumlah uangyang Anda miliki. Hal itu terkait dengan rata-rata tingkat return of investment atau ROI yang biasanya lebih tinggi dari tingkat inflasi, plus, lebih tinggi daripada suku bunga tabungan, bahkan deposito.
Tetapi tentu saja sebelum Anda mulai berinvestasi, kebutuhan keuangan mendasar Anda dan keluarga harus sudah mantap terlebih dahulu Sebut saja dana darurat, asuransi dan sebagainya. Hal itu tidak lain karena investasi mengandung risiko. Prinsip high risk, high return berlaku benar dalam sebuah investasi.
Namun jangan pula lantaran itu Anda mundur dari niat berinvestasi karena semua bisa Anda perhitungkan sesuai dengan kemampuan atau karakter Anda dalam menghadapi risiko.
Yang menarik adalah seringkali timbul pertanyaan dari mana uang yang akan dipakai berinvestasi? Apakah harus mengurangi jumlah uang yang ditabung? Atau, harus mencari sumber penghasilan tambahan?
Menjawab pertanyaan di atas, ada cara yang lebih “mudah” dan “cepat” untuk Anda lakukan: mengurangi konsumsi. Mengurangi pengeluaran yang bersifat konsumtif, bagi kalangan ekonomi menengah yang jumlahnya mayoritas di Indonesia, tanpa banyak orang sadari, ternyata mampu memberikan “tambahan penghasilan” yang cukup signifikan. Tambahan penghasilan itulah yang nantinya dapat digunakan untuk berinvestasi di, misalnya, reksadana.
Berhemat Rp500 ribu dari mengurangi pengeluaran konsumtif saja sudah bisa memasukkan Anda ke liga investor. Karena, bila Anda memilih instrumen investasi reksadana, banyak pilihan reksadana yang minimal pembelian pertama hanya sejumlah tersebut. Sementara untuk pembelian berkala, bahkan hanya butuh Rp100 ribu per bulan.
Dengan demikian, setelah Anda membagi tujuan dan jenis investsi reksadana yang Anda perlukan, maka secara keseluruhan Anda hanya membutuhkan dana awal sekitar Rp2,5 juta untuk lima tujuan keuangan – masing-masing Rp500 ribu, dengan investasi berkala minimal Rp500 ribu per bulan – masing-masing Rp100 ribu.
Artinya, bila Anda bisa berhemat dari pengeluaran konsumtif sebanyak Rp500 ribu per bulan, dalam lima bulan Anda sudah bisa memenuhi tujuan keuangan Anda dan keluarga dengan investasi di instrumen reksadana.

Daftar gratis di Olymp Trade: