Mitos bukan hanya terjadi dalam kepentingan hal-hal yang bersifat mistis saja. Jika diperhatikan, mitos selalu ada dalam setiap kegiatan yang dilakukan manusia. Termasuk dalam kegiatan mengelola keuangan. Baik keuangan pribadi maupun keluarga. Bagaimana sebenarnya mitos-mitos dalam keuangan tersebut? Berikut beberapa mitos yang mungkin Anda alami sendiri.
Bank adalah tempat terbaik untuk menyimpan uang.Bagi mereka yang memiliki akses perbankan, bank dipercayai sebagai satu-satunya tempat untuk menyimpan uang. Alasannya, bank adalah tempat yang aman untuk menyimpan uang. Dibanding menyimpan uang dibawah kasur tempat tidur Anda, tentu bank lebih aman secara fisik. Setidaknya, kalau kena banjir atau kebakaran, uang Anda lebih aman dari kalau disimpan di bawah kasur di rumah. Tetapi, bila dipandang dari nilainya, ternyata sama saja, entah Anda menyimpan uang di bank atau di bawah kasur. Pasalnya, menabung di bank membuat Anda kehilangan uang sedikit demi sedikit karena suku bunga yang sedemikian rendah, sehingga tidak bisa mengimbangi laju inflasi. Belum lagi aturan bahwa tabungan terkena pemotongan pajak. Hal ini berbeda pada zaman orang tua di era 70-80an, di mana suku bunga perbankan, terutama untuk deposito, masih mampu melawan laju inflasi. Tapi tidak demikian halnya sekarang.
Cara anak sama dengan cara orang tua.Banyak orang yang mengelola keuangannya sama dengan cara keduaorangtuanya pada zaman dahulu mengelola keuangan.Jika orang tua pada zaman dahulu hidup berlebih, saat ini pun saya juga melakukan hal yang sama.Pada masa kanak-kanan saya, orang tua saya sangat ingin membelikan banyak barang untuk saya, tetapi mereka tidak bisa. Sekarang saya bisa membelikan banyak barang untuk anak-anak saya, dan saya membelikan semua yang anak-anak saya minta. Permasalahannya adalah perbedaan zaman, perbedaan kondisi ekonomi, perbedaan kondisi keuangan keluarga dan banyak hal. Cara pikir ini seperti ini tampaknya adalah cara menghindar dari kesalahan.
Mitos 2: Kebiasaan buruk mengelola keuangan mungkin genetik.Mitos ini adalah sebuah kesalahan. Kebiasaan mengelola keuangan yang buruk bisa jadi menurun dari orang tua, karena anak melihat cara orang tua mengelola keuangan dalam waktu yang cukup panjang.Hal ini bukan menjadi alasan untuk mencari pembenaran. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki cara mengelola keuangan, misalnya melakukan perubahan dengan meningkatkan pendidikan atau berkonsultasi dengan perencana keuangan.
Rumah adalah investasi terbaik.Kalau Anda punya uang sangat banyak, rumah atau properti bisa menjadi aset investasi yang baik. Masalahnya, menurut Marco Robinson, penulis buku Close the Deal and Suddenly Grow Rich, harga rumah di Indonesia saat ini sudah terlalu mahal. ?arga rumah di Jakarta sudah tidak masuk akal,?ungkap Marco. ?arena kebanyakan orang yang membeli rumah adalah para spekulan.?Marco menjelaskan bahwa ini merupakan situasi yang berbahaya, di mana kondisinya sudah terjadi bubble atau gelembung lantaran harga yang tidak wajar, tinggal menunggu sampai meletus. ?aat gelembung meletus, harga rumah akan berjatuhan, dan para spekulan akan merugi dalam jumlah yang luar biasa,?jelas Marco. ?ontohnya saja yang terjadi di AS saat kejatuhan sub prime mortgage, di mana tak ada orang yang mengira hal itu bisa terjadi, ternyata terjadi.?r
Bayar tunai dan menggunakan kartu debit adalah yang terbaik.Sungguhkah demikian? Memang betul, jka Anda mengunakan uang tunai dan kartu debit, maka Anda tidak akan bisa berbelanja di luar kemampuan. Namun, Anda bakal kehilangan kesempatan untuk memperoleh diskon-diskon dan fasilitas menarik yang ditawarkan oleh kartu kredit dan merchant-merchantnya. Yang terpenting sebetulnya bukan menghindari penggunaan kartu kredit, melainkan disiplin dalam pengunaannya. Bila Anda disiplin, maka suku bunga tinggi tidak bakal sempat dikenakan kepada Anda ?karena Anda selalu melunasi tagihan sebelum bunga dikenakan, poin kredit Anda baik, serta Anda tetap bisa menikmati fasilitas-fasilitas unggulan yang ditawarkan kartu kredit.