Beberapa bulan belakangan ini, sedang ada deman Gojek di Jakarta dan menyusul kota-kota besar lainnya. Gojek didirikan oleh Nadiem Makarim, Brian Cu and Michaelangelo Moran sejak tahun 2011. Gojek membuat aplikasi yang mempertemukan pengojek dan penggunanya. Orang-orang dapat memesan ojek melalui aplikasi yang dapat di download di Google Play dan iTunes.
Seiring dengan berjalannya waktu, kesuksesann Gojek mendapat tantangan serius dari GrabBike, aplikasi sejenis yang didirikan oleh Anthony Tan. Beliau merupakan CEO dan Co-Founder GrabTaxi yang merupakan aplikasi pemesanan Taxi seperti Uber, beroperasi di Malaysia, Singapore, Thailand, Vietnam, Indonesia dan Philippine. GrabTaxi menggelontorkan dana sebesar $340 juta untuk mendirikan GrabBike di Indonesia. Gojek sendiri juga disinyalir memiliki dana berlimpah setelah berhasil mendapatkan funding dari NSI Ventures, Northstar Group dan kemudian Sequoia Capital. Pertarungan para raksasa dangan dana berlimpah. Dan persaingan akan semakin sengit lagi dengan hadirnya Blu-Jek yang resmi diluncurkan tanggal 17 September 2015 kemarin. Blu-Jek didirikan oleh dua pemuda asal Indonesia, Garret Kartono dan Michael R. Manuhutu.

pengemudi gojek - gojek.com

pengemudi gojek – gojek.com


Pada awalnya ojek-ojek online tersebut akan memberikan promo diskon untuk menarik pelanggan. Disamping itu credit gratis (subsidi) yang berikan kepada pengguna. Pihak Gojek menggangap diskon dan subsidi tersebut sebagai biaya marketing. Gojek juga berhasil membuat heboh dengan membuka pendaftaran yang diikuti oleh ribuan orang di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada bulan Agustus lalu. Lowongan tersebut selain berguna untuk menambah jumlah pengemudi Gojek juga merupakan promosi karena banyak di liput media. Di internet juga banyak beredar berita tentang besarnya penghasilan yang dapat diterima pengemudi Gojek per bulannya, yang dapat mencapai 10 juta per bulan. Banyak orang kantoran yang kemudian mengundurkan diri dan memilih mendaftar di Gojek karena melihat penghasilannya yang besar ini dengan tingkat stress yang lebih ringan. Perlu diancungi jempol, brand awareness yang dibangun oleh Gojek.
Yang terjadi sekarang ini dengan banyaknya ojek online, maka penghasilan pengemudi Gojek turun drastis karena banyaknya pesaing dari sesama tukang ojek, sedangkan jumlah penumpang tidak bertambah. Banyak tukang ojek yang mengatakan bahwa penghasilan mereka turun drastis hingga 50% dibanding ketika pertama kali mereka bergabung dengan Gojek. Setelah mas promosi lewat, Gojek mulai perlahan menyesuaikan tarif dimana tarif dipatok berdasarkan kilometer. Hal ini berpotensi semakin menurunkan pendapatan pengemudi Gojek.
Beberapa minggu terakhir pun banyak beredar masalah-masalah yang menimpa Gojek:

  • Banyak pengguna Gojek yang komplain tentang banyaknya kesulitan yang dihadapi ketika menggunakan aplikasi Gojek, misalnya system sering down atau error.
  • Penolakan dari tukang ojek pangkalan terhadap Gojek yang merupakan kompetitornya.
    Anti Gojek dan GrabBike

    Anti Gojek dan GrabBike – gambar from Metrotvnews

  • Gojek saat ini bergerak di gray area, karena walaupun di setujui Ahok sebagai Gubernur Jakarta namun ia ditolak oleh Dishub. Namun demikian Ahok tak berencana melegalkan model pengangkutan penumpang seperti ojek. Penyebabnya adalah karena sesungguhnya belum ada regulasi yang mengatur keberadaan roda dua sebagai sarana transportasi umum. Ojek tak terdaftar sebagai angkutan umum dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Motor juga merupakan alat transportasi yang paling banyak terlibat kecelakaan. Sepanjang tahun 2014, total kecelakaan yang melibatkan motor sebanyak 72% menurut data dari Korps Lalu Lintas (Korlantas).
  • Order fiktif yang dilakukan oknum pengemudi Gojek dengan menggunakan dua handphone, satu handphone untuk melakukan order dan satu handphone lain untuk menerima order. Pemesanan yang diterima dapat ditutup seolah-olah sudah mengantar sang pemesan ke tempat tujuan. Dengan order fiktif, pengemudi Gojek dapat memberikan review yang bagus terhadap dirinya sendiri.
  • Masalah privacy yang menimpa pengguna Gojek, dimana no telepon dan alamat pengguna bisa diketahui oleh pengemudi Gojek, mengakibatkan pengemudi Gojek dapat mengirim SMS misalnya mengajak kenalan kepada pengguna layanannya.
    Pengemudi menggoda penumpang @techinasia

    Pengemudi menggoda penumpang @techinasia

Setelah berekspansi ke kota-kota besar lainnya di Indonesia, menurut beberapa portal berita online, Gojek akan masuk ke bisnis pengiriman barang bernama Go-Box. Mereka akan bersaing dengan pemain-pemain yang sudah mapan seperti Tiki/JNE dan RPX dan tentu saja perusahaan-perusahaan tersebut tidak akan tinggal diam dengan adanya pesaing baru. Jika Gojek bersaing dengan tukang ojek pangkalan dan GrabBike, maka Go-Box akan bersaing dengan perusahaan-perusahan mapan yang sudah mempunyai jalur distribusi diseluruh Indonesia. Dengan keunggulan tersebut, mereka dapat membuat aplikasi serupa untuk bersaing dengan Go-Box. Menurut DailySocial, pada awalnya Go-Box akan melayani pengiriman barang didalam kota yang kurang lebih konsepnya sama dengan pengiriman barang dengan Gojek. Go-Box diberitakan akan bekerja sama dengan perusahaan logistik yang sudah ada di kota-kota seluruh Indonesia. Akan sangat menarik melihat bagaimana Go-Box akan bergerak dan bersaing dengan perusahaan-perusahan besar yang juga akan bergerak ketika bisnisnya terganggu oleh kompetitor baru.

Daftar gratis di Olymp Trade: