Bagi kita yang mempunyai sebuah keluarga yang memiliki jiwa bisnis, akan menjadi keuntungan tersendiri. Bagaimana tidak, dengan keluarga sendiri kita dapat menjalankan bisnis bersama-sama.

Saling berbagi ide dan sangat mudah mengantarkan ide disaat masing-masing keluarga sudah mengenal satu karakter dengan karakter lainnya merupakan suatu keuntungan sendiri. Komunikasi yang sudah dibangun sejak kecil tidak perlu dikhawatirkan lagi. Keuntungan lainnya yaituuntuk kita dapat secara langsung mempercayakan bisnis kita dipegang oleh keluarga karena secara logika keuntungan akan menjadi milik bersama dan otomatis keluarga kita juga akan berusaha sekuat tenaga menghasilkan keuntungan yang besar.

Keluarga juga dapat menjadi topangan dan semangat ketika hasil bisnis yang tidak sesuai.Namun tak selamanya menjalankan bisnis keluarga mempunyai keuntungan yang signifikan. Bisnis keluarga juga mempunyai kerugiannya sendiri. Ketika ada konflik intern di dalam keluarga, maka topangan bisnis akan mulai rapuh. Konflik tak bisa dihindarkan jika tidak ada saling percaya sama sekali. Mungkin saja ketika terjadi konflik maka hubungan kita dapat berakhir yang berujung sama dengan nasib bisnis kita.

Bisnis keluarga sangat erat dengan pencapaian visi bersama sejak bisnis dibangun. Segala proses pengelolaan maupun keuntungan harus didiskusikan tanpa harus ditutup-tutupi. Terus bagaimana menjalankan bisnis keluarga agar berhasil? Berikut saya sampaikan kunci sukses menjalankan bisnis keluarga.

1. Membuat peraturan

Meskipun memang ini bisnis keluarga, peraturan tetap harus dibuat untuk menghormati kinerja satu sama lainnya. Peraturan yang dibuat haruslah dihormati oleh sesama keluarga.

Baiknya peraturan tersebut dituliskan secara sah atau formal. Visi misi perusahaan serta deskripsi kerja dan pembagian hasil juga harus disampaikan dengan jelas. Visi misi sangat penting agar seluruh anggota keluarga akan mempunyai semangat juang yang sama untuk membangun usaha.

Jika ada disiplin, maka tetap harus dijalankan meskipun sama-sama keluarga sendiri. Setiap anggota keluarga juga harus menjalankan perannya masing-masing di bagian yang dikerjakan. Peraturan meskipun sederhana harus jelas. Bayangkan jika saudara anda mengabaikan jam kerja sehingga toko yang seharusnya dibuka jam 8 pagi tetapi karena saudara anda telat, otomatis pelanggan akan mengeluhkan hal ini.

2. Pemimpin dalam membuat keputusan

Sebelumnya saya sudah infokan jika keuntungan di bisnis ini adalah setiap orang sangat mudah menyampaikan ide atau pertimbangan dalam bisnis. Namun jika tidak ada yang mengambil keputusan, maka bisnis akan terbengkalai karena lamanya pengambilan keputusan. Ibaratnya satu kapal dengan satu nahkoda. Pemimpin tetap dibutuhkan untuk memimpin perusahaan. Pemimpin dari bisnis ini harus dipilih berdasarkan keahlian dan kepemimpinannya yang adil dan tidak berpihak kepada anggota keluarga siapa pun.

3. Memisahkan masalah pribadi

Hal ini yang saya rasa perlu ditekankan dalam menjalankan bisnis keluarga. Ketika konflik terjadi sebaiknya masalah pribadi antar keluarga harus dipisahkan. Ketika sedang bekerja, masing-masing keluarga harus berpikir logis dan tidak emosi. Bisnis keluarga bukan dijalankan sendiri melainkan bersama-sama. Ibaratnya Jika salah satu penyangga rumah tidak dapat bertahan menopang, maka rumah juga akan jatuh dan hancur.

Salah satu contohnya adalah ketika sedang mengadakan rapat dan anda sebagai pemimpin akan mengkritisi kinerja dari saudara anda. Anda harus mengesampingkan masalah pribadi anda dan memberikan kritik yang tepat dan membangun untuk kemajuan bisnis bersama.

4. Membangun komunikasi yang terbuka

Keluarga akan menjadi sangat penting ketika bisnis yang dijalankan tidak berhasil sesuai rencana. Meskipun sering bertemu, aturlah waktu bersama untuk membangun komunikasi yang terbuka. Masing-masing keluarga disarankan untuk mengemukakan pendapat atau kejenuhannya saat bekerja. Anda juga tidak harus mengadakan rapat di kantor. Anda dapat pergi bersama ke pantai atau gunung bersama-sama sambil membagi ilmu atau pendapat.

Daftar gratis di Olymp Trade: