Bulan ramadhan yang saat ini kehadirannya sebentar lagi, tentu saja persiapan akan segala kebutuhannya harus segera diperhatikan. Dari mulai perbekalan selama satu bulan lamanya, persiapan fisik juga mental yang sama pentingnya, hingga persiapan lainnya. Namun, jangan dilupakan juga bahwa bulan ramadhan kebutuhan tidak berkurang karena dianggap berpuasa/tidak mengkonsumsi apapun selama lebih dari 12 jam. Jangan salah, justru saat ramadhan terkadang kebutuhan malah membengkak jika tidak diatur sedemikian rupa. Nah, lantas bagaimana caranya agar dapat mengatur keuangan di bulan ramadhan? Berikut tipsnya :
Buatlah anggaran tiap memasuki bulan Ramadhan.
Susunlah berdasarkan urutan prioritas. Sisihkan dana untuk belanja keperluan makan sahur dan berbuka. Boleh saja membeli aneka makanan yang sangat menggiurkan untuk sahur dan berbuka. Namun, upayakanlah untuk tidak boros dengan membeli makanan dalam jumlah yang terlalu banyak (berlebihan). Puasa adalah momen yang sangat tepat untuk mengajarkan kepada anak-anak dan seluruh anggota keluarga lainnya mengenai perilaku hemat, belanja tepat, sewajarnya dan tidak berlebih-lebihan.

Sisihkan pula uang untuk zakat, infaq, sedekah, THR (bila perlu). Baru kemudian bila ada dana lebih, tak ada salahnya bila Anda ingin membeli baju baru untuk anak Anda yang memang harus dibeli mengingat pertumbuhan anak-anak yang sangat pesat.

Menahan hasrat berbelanja agar tak Jebol.
Seperti menahan lapar dan haus, sebaiknya juga menahan keinginan dan godaan belanja berlebihan, pastikan kita tahu kebutuhan kita.Secara psikologis belanja disiang hari disaat lapar dan haus akan memicu kita untuk membeli apa saja yang dinginkan , belum berarti yang dibutuhkan.Misal kita sudah beli syirup, beli lagi es kelapa, lalu es cendol, tambah lagi es buah?e?e..padahal pas dirumah ternyata seteguk air putih saja sudah cukup.Akhirnya minuman minuman tersebut mubazir, ya karena belanja keinginan tadi.Nah loh..dengan nilai puasa yang kita jalankan, apakah mampu kita menahan keinginan atau malah kita membiarkan keinginan itu ? Jangan sampai Puasa menyebabkan kita mengeluarkan uang ekstra alias boros atau malah berhutang.
Pisahkan Anggaran Rutin dan Tidak Rutin
Meingimbangi kenaikan harga saat puasa ramadhan, membayar zakat Fitrah, membuat kue lebaran, beli baju anak, transportasi pulang kampung, memberi hadiah ke sanak famili adalah pengeluaran yang tidak rutin atau khusus (diluar anggaran pengeluaran rutin bulanan ).Tentunya perlu penambahan anggaran khusus, pengeluaran ini bisa diambil dari THR (Tunjangan Hari Raya)), Bonus Tahunan, atau Tabungan Hari Raya.Hindari berhutang untuk memenuhinya.
Tabungan hari Raya
Bulan Puasa Ramadhan adalah bulan yang memang sudah bisa di prediksi terkait bulan kapan saatnya tiba.Kita juga sudah tahu akan banyak pengeluaran pengeluaran tambahan dan juga biasanya ada kenaikan bahan bahan pokok.Langkah bijak yaitu kita membuka rekening tabungan khusus ramadhan.Agar tabungan itu bisa menjadi dana cadangan untuk pengeluaran khusus yang tidak rutin di bulan ramadhan dan idul fitri.
Perlu diingat bahwa sebenarnya kebutuhan makan pada bulan puasa sama saja dengan bulan-bulan lainnya. Yang berubah hanya dari segi pola makannya. Tetaplah pada anggaran belanja dan pola konsumsi yang sama dengan bulan normal agar pengeluaran Anda tetap bisa terkendali.
Kurangi jajan berlebihan di luar
Berbuka bersama memang sesuatu hal yang istimewa setelah seharian melakukan puasa. Suatu kegembiraan tersendiri bila bisa menikmati waktu buka puasa bersama keluarga dengan makan di luar. Bila hanya sesekali, ya tidak apa-apa. Namun, bila keseringan pasti akan jadi boros. Untuk itu, perlu direm agar tidak sampai berlebihan.
Komitmen dengan anggaran yang sudah dibuat
Jika anggaran sudah dibuat, patuhilah agar pengeluaran Anda tak semakin bertambah. Akan lebih baik bila Anda sudah menyiapkan/membeli keperluan puasa jauh-jauh sebelum Ramadhan tiba karena harga kebutuhan belum naik. Ini khusunya diperuntukkan bagi kebutuhan-kebutuhan yang memang cukup bisa tahan lama bila disimpan.

Daftar gratis di Olymp Trade: