Kepala Seksi Pengembangan Instrumen dan Basis Investor Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan Anton Fairdian mengatakan obligasi negara untuk investor ritel merupakan obligasi yang dijual ke perorangan melalui agen penjual yang bisa diperdagangkan maupun tidak.
Tujuan penerbitan obligasi negara untuk investor ritel adalah memperluas basis investor dalam negeri, menyediakan alternatif instrumen investasi, mendukung stabilitas pasar keuangan domestik, mewujudkan kemandirian pembiayaan pembangunan dan mendorong terwujudnya masyarakat yang berorientasi investasi menengah dan panjang.Anton mengatakan SBR memiliki karakteristik tidak dapat diperdagangkan, kupon mengambang, minimum pembelian Rp5 juta dan maksimal Rp5 miliar serta tidak ada potensi capital gain.
Masa penawaran SBR 2014 akan dilakukan pada 2 Mei 2014 hingga 22 Mei 2014, dengan nilai nominal per unit Rp1 juta dan jatuh tempo 20 Mei 2016.”Penetapan tingkat kupon untuk periode tiga bulan pertama (31 mei 2014 hingga 20 Agustus 2014) adalah sebesar tingkat bunga penjaminan simpanan LPS untuk bank umum dan “spread” yang akan ditetapkan menjelang penetapan kupon,” ujar Anton.
Tingkat kupon akan disesuaikan setiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo, sedangkan penyesuaian tingkat kupon didasarkan pada tingkat suku bunga LPS ditambah xx bps.Sedangkan Kepala Bursa Efek Indonesia Perwakilan Makassar, Fahim Amirullah mengatakan penjualan SBR di Makassar akan dilakukan oleh agen penjual dari beberapa bank dan tiga perusahaan sekuritas.
Sejumlah bank yang menjadi agen penjual diantaranya BCA, BNI, Bank ANZ, Bank Danamon, Standart Chartered Bank, BTN, BII dan Bank Panin.”Mengenai minat masyarakat di Makassar belum diketahui karena sedikit berbeda dengan Obligasi Ritel Indonesia (ORI). SBR ini sifatnya dana `di-lock` sehingga tidak bisa ditransaksikan di pasar sekunder atau bursa, berbeda dengan ORI yang bisa ditransaksikan di bursa,” katanya.
Namun demikian BEI Indonesia memberikan dukungan sebagai bentuk kepedulian dalam meningkatkan literasi keuangan di Indonesia. “Kalau untuk ORI maupun sukuk ritel peminat cukup banyak terlihat dari pesanan agen penjual yang biasanya selalu oversubscribe bahkan sukuk ritel 06 pesanannya banyak yang ditunda,” kata pengurus Indonesian Marketing Association (IMA) Perwakilan Makassar ini.
Lewat Kementerian Keuangan, pemerintah akan menerbitkansaving bond retailatau SBR seri 001 atau SBR001, pada 2 hingga 22 Mei 2014. SBR001 yang jatuh tempo pada 20 Mei 2016 atau berjangka waktu dua tahun tersebut dapat dipesan dengan kisaran harga antara lima juta rupiah hingga lima miliar rupiah.
Angka 8,75 persen tersebut merupakan tingkat kupon yang dijamin oleh pemerintah selama tiga bulan pertama, dan selanjutnyafloatingatau mengambang mengikutirateLembaga Penjamin Simpanan (LPS). Walau demikian, angka 8,75 persen tersebut merupakanbottom line. Artinya, sekalipun floating, tingkat kupon yang diberikan kepada pemegang SBR001 tidak akan berada di bawah angka 8,75 persen. Penyesuaian tingkat kupon akan dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Walau demikian, berbeda dengan obligasi ritel ndonesia atau ORI dan sukuk ritel Indonesia alias SRI yang bisa dipindahtangankan atau diperjualbelikan, SBR harus dipegang sampai jangka waktu berakhir aliasnon transferable.Saving bond sendiri merupakan instrumen investasi jangka panjang. Hal itu karena keuntungan yang didapat oleh investor berasal dari tingkat kupon atauyield, bukan dari selisih jual beli ataucapital gain.Bila Anda tertarik memiliki SBR001, siapkan KTP, dana, dan isi formulir di agen penjual yang terdiri dari 18 bank nasional dan asing yang sudah ditunjuk, serta perusahaan sekuritas.

Daftar gratis di Olymp Trade: