Free Cash Flow bagi perusahaan merupakan gambaran dari  arus kas yang tersedia untuk perusahaan dalam suatu periode akuntansi, setelah dikurangi dengan biaya operasional dan pengeluaran lainnya.

Arus kas ini merefleksikan tingkat pengembalian bagi penanam modal, baik itu dalam bentuk hutang atau ekuitas. Free Cash Flow dapat digunakan untuk membayar hutang, pembelian kembali saham, pembayaran dividen atau disimpan untuk kesempatan pertumbuhan perusahaan masa mendatang.

Free Cash Flow (Arus Kas Bebas) dapat dihitung dari laporan arus kas dengan cara sebagai berikut:

FCF = Pendapatan bersih + Depresiasi (Amortisasi) – Perubahan Working Capital (ΔWC) – Pengeluaran modal.

Atau

FCF = Arus kas dari operasional – Pengeluaran modal

Misalnya:

Arus kas dari operasional untuk PT A pada tahun 2004 adalah $1.050.000. Pengeluaran modal pada tahun tersebut adalah $700.000. Berapakah arus kas bebas PT A tersebut?

FCF = Arus kas dari operasional – Pengeluaran Modal
FCF = $1.050.000 – $700.000
FCF = $350.000

Jika free cash flow dari perusahaan adalah positif (FCF ≥ 0) maka keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik. Jika Free cash flow perusahaan adalah negative (FCF ≤ 0) dan perusahaan harus mengeluarkan saham untuk menambah modal, hal ini akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan per saham dari perusahaan tersebut.

Free cash flow merupakan salah satu indicator untuk mengukur kemampuan perusahaan  untuk mengembalikan keuntungan bagi para pemegang saham melalui pengurangan hutang, peningkatan dividen atau pembelian saham kembali (Yenni Salim).