Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika mengalahkan Hillary Clinton menimbulkan kecemasan dari berbagai Negara. Pasalnya Donald Trump merupakan sosok yang dianggap kontroversial, sehingga banyak orang yang tidak menyukainya. Tak heran, jika sebagian besar masarakat AS dan dunia pun dibuat terkejut dengan hasil pemilihan tersebut. Meskipun belum resmi dilantik dan baru saja menjabat selama satu minggu sebagai presiden Trump telah berhasil membuat dampak yang sangat mengejutkan bagi semua pihak.
Trump
Tidak hanya menimbulkan dampak terhadap Negara yang sebelumnya telah memiliki kerja sama, namun Negara-negara lainnya pun juga ikut merasakan dampak dari terpilihnya Trump, salah satunya adalah Indonesia. Dampak nyata yang dialami Indonesia atas terpilihnya Trump adalah tentang masalah ekonomi. Menurut Eva Kusuma Sundari, politisi partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, ekonomi Amerika sangat signifikan bagi perekonomian di Indonesia. The federal Reserve (Bank Sentral AS) bahkan sudah ancang-ancang untuk menaikkan interest rate (suku bunga).
Jika hal tersebut berhasil, maka akan berdampak terhadap mata uang rupiah. Dampak lain yang sudah dirasakan adalah IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek yang terus melemah di Indonesia dan di berbagai Negara di dunia. Pada perdagangan Rabu (09/11/2016), IHSG ditutup dan turun 56 poin (-1,03%) ke level 5.414,32 dengan nilai transaksi di pasar regular sebesar Rp 7,7 triliun. Pada penutupan sesi I, IHSG sempat merosot hingga 2%, berbarengan dengan indeks Dow Jones berjangka yang sempat tumbang 800 poin.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah hingga Rp 13.127,- Pelemahan rupiah dianggap Bank Indonesia sebagai sesuatu yang masih dalam tahap normal. Karena walaupun berdampak secara global, dampak terhadap Indonesia masih terjaga. Deputi Gubernur Bank Indonesia menilai Pasar keuangan di Indonesia, khususnya pasar uang valuta asing relative stabil. Akan tetapi ditengah perdagangan pada hari jumat, rupiah bahkan juga sempat Rp 13.800 per dollar AS. Tidak hanya berdampak pada pasar keuangan dan modal. Kinerja ekspor dan investasi langsung Indonesia juga berpeluang terganggu. Trump merupakan sosok yang anti terhadap perdangangan secara bebas dengan Negara tetangga, sehingga hal ini dapat berpotensi memperlemah ekspor Indonesia ke AS baik secara langsung, maupun tidak langsung.
Padahal, sepanjang tahun 2016, ekspor Indonesia menuju AS termasuk yang paling besar dibanding Negara lainnya seperti Thailand, India, dan Singapura. Trump juga memiliki kebijakan untuk memangkas pajak korporasi, sehingga menyebabkan alokasi investasi korporasi-korporasi AS di di Negara lain termasuk Indonesia berkurang. Padahal, selama ini penanaman modal asing (PMA) dari AS cukup signifikan di Indonesia yakni terbesar kesepuluh. Hal ini pun menjadi salah satu dampak yang harus di atasi oleh Indonesia. Dampak negative atas terpilihnya Trump memang tidak hanya dirasakan oleh Indonesia. Akan tetapi Indonesia juga harus meminimalisir terhadap segala sesuatu yang mungkin terjadi.
Salah satunya yang sangat penting adalah memperkuat pondasi perekonomian. Indonesia harus bisa memperbaiki segala macam sector industry perekonomian, sehingga tidak selalu tergantung dengan Negara tetangga. Salah satu yang dianggap sesuai adalah kebijakan presiden yang mengeluarkan paket kebijaakan hinggan 1 jilid. Selain itu, pemerintah juga harus bisa mengoptimalkan potensi-potensi local untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri serta menciptakan berbagai infrastruktur yang memadai.
Biarpun kebijakan yang dikemukakan oleh Trump saat pemilu begitu ekstrim namun beberapa waktu lalu setelah bertemu presiden Obama nampaknya ia mulai melunak. Semoga kedepannya Trump tidak menjadi bumerang dunia namun seseorang yang berbeda dan membawa AS menjadi negara yang lebih baik untuk semua orang.
Daftar gratis di Olymp Trade: