Pemerintah Lelang SUN Rp10 Triliun 4 Maret
Obligasi Surat Utang Negara (SUN) pada 4 Maret mendatang akan dilelang senilai indikatif senilai Rp. 10 Triliun dengan nominal per unit Rp. 1 Juta dan terdapat enam seri SUN yang akan dilelang, yaitu seri SPN03140605 (penerbitan baru), SPN12150305 (penerbitan baru), FR0069 (penjualan kembali), FR0070 (penjualan kembali), FR0071 (penjualan kembali) dan FR0067 (penjualan kembali). Pembayaran bunga untuk SPN03140605 dilakukan secara diskonto, SUN ini akan jatuh tempo 5 Juni 2014. Pembayaran bunga SPN12150305 juga secara diskonto dan akan jatuh tempo 5 Maret 2015. Seri FR0069 memiliki tingkat bunga tetap 7,88% dan jatuh tempo 15 April 2019. Seri FR0070 memiliki tingkat bunga tetap 8,38% dan jatuh tempo 15 Maret 2024. Seri FR0071 memiliki tingkat bunga tetap 9,00% dan jatuh tempo 15 maret 2029. Seri FR0067 dengan tingkat bunga tetap 8,75% dan jatuh tempo 15 Februari 2044. Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Lelang bersifat terbuka dan menggunakan metode harga beragam.
Laba Bersih WIKA Tumbuh 18,99 Persen
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) selama tahun 2013 mencatat laba bersih sebesar Rp570 miliar, tumbuh 18,99 persen dibanding laba bersih tahun 2012 sebesar Rp479 miliar. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) selama tahun 2013 mencatat laba bersih sebesar Rp570 miliar, tumbuh 18,99 persen dibanding laba bersih tahun 2012 sebesar Rp479 miliar. PT. WIKA juga menargetkan ekspansi pasar ke Myanmar senilai Rp. 300 Milyar karena cukup yakin dengan apa yang sudah dicapai saat ini akan dicapai juga di pasar Myanmar. Selain itu, PT WIKA juga WIKA juga menargetkan penjualan (termasuk penjualan Proyek Joint Operations) pada 2014 sebesar Rp18,93 triliun atau naik 25,71 persen dari tahun 2013 sebesar Rp15,059 triliun. Dan dengan Kontrak Baru Hingga Pekan ke-IV Februari 2014 WIKA optimistis dapat mencapai target kinerjanya, hal ini terlihat dari pencapaian kontrak baru per 26 Februari mencapai Rp3,16 triliun atau 12,23 persen dari target kontrak baru 2014 sebesar Rp25,83 triliun.
PTBA Targetkan Penjualan 2014 Meningkat 39 Persen
Pada 2014, PT Bukit Asam menargetkan penjualan batu bara  sebanyak 24,7 juta ton atau meningkat sebesar 39 persen dari tahun sebelumnya 17,8 juta ton dan 55% nya adalah untuk penjualan eksport. Sementara itu terkait kinerja keuangan tahun buku 2013 perseroan membukukan penurunan laba bersih sekitar 37,03 persen menjadi Rp1,83 triliun dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp2,90 triliun. Penurunan laba bersih perseroan itu seiring dengan pos pejualan yang juga mengalami tekanan dari Rp11,59 triliun pada 2012 menjadi Rp11,21 triliun pada 2013. Sedangkan total aset PTBA tercatat juga mengalami menurun pada tahun buku 2013 menjadi Rp11,67 triliun dari tahun sebelumnya mencapai Rp12,73 triliun. Kinerja perseroan yang cenderung menurun itu ikut menekan laba bersih per saham turun sebesar 34,86 persen menjadi Rp822 per saham dibanding tahun sebelumnya Rp1.262 per saham.
KSEI Manfaatkan ATM untuk Perluas Infrastruktur Pasar Modal
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menjalin kerjasama dengan PT Bank Permata untuk memperluas infrastruktur pasar modal dengan memanfaatkan layanan anjungan tunai mandiri (ATM). melalui kerjasama itu KSEI memanfaatkan jaringan perbankan untuk layanan penyimpanan dan penyelesaian di KSEI yang akan dijembatani melalui single investor identification (SID) dan Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSes). dengan pengembangan itu nantinya melalui mesin ATM, investor dapat melakukan pengecekan saldo efek yang tercatat dalam subrekening efek di KSEI dan saldo dana dalam rekening dana nasabah (RDN). Berdasarkan data KSEI per akhir Desember 2013, jumlah investor yang login secara nasional hanya sekitar 13 persen dari sekitar 320.000 investor dan diusahakan agar para investor lebih mengapresiasi fitur ini.
Pasar Modal RI Masih Atraktif
Faktor fundamental yang makin membaik dan memberikan keuntungan yang menarik, membuat pasar modal di RI semakin atraktif dimata pelaku pasar termasuk pelaku pasar asing. Rp. 9,6 Triliun dana asing telah masuk ke pasar modal RI sedangkan yang berinvestasi di obligasi pemerintah mencapai Rp 20,6 triliun untuk periode yang sama. Asing masih menguasai 33,4% obligasi pemerintah atau senilai Rp 344,5 triliun. Membaiknya fundamental perekonomian Indonesia tersebut berdampak pada peningkatan arus modal masuk (capital inflows) selama triwulan I-2014. Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dengan paket stimulus serta kebijakan moneter Bank Indonesia dengan menaikkan suku bunga acuan ke level 7,5% ternyata berhasil memperbaiki fundamental perekonomian Indonesia.

Daftar gratis di Olymp Trade: