Astra Graphia Evaluasi BBM Money
PT Astra Graphia Tbk (ASGR) akan mengevaluasi bisnis layanan BlackBerry Money (BBM) yang diluncurkan Februari tahun lalu. Sebagai pengingat, BlackBerry money merupakan kerjasama antara perusahaan patungan Agit Monitise, BlackBerry, dan PT Bank Permata Tbk. BBM Money merupakan proyek percontohan komersial pertama untuk layanan transfer uang melalui aplikasi BlackBerry Anak usaha Astra Graphia, PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) memiliki saham mayoritas, yakni 55% pada Agit Monitise. Perseroan berencana mengembangkan platform transfer uang melalui sistem operasi lain, seperti Android ataupun iOS. Dan sepanjang 2013, pendapatan Agit Monitise masih di bawah Rp 1 miliar. Namun, perusahaan tetap optimitis, tren mobile payment sangat mampu berkembang dengan pesat.
Citilink Memilih Fokus Penerbangan Dalam Negeri
Maskapai penerbangan Citilink masih memfokuskan pasar domestik dibanding luar negeri, karena potensi pasar penerbangan dalam negeri berbiaya murah hingga kini masih cukup kuat. Citilink yang juga anak perusahaan PT Garuda Indonesia tersebut hingga akhir tahun 2014 akan menambah jumlah pesawat jenis airbus hingga total 32 unit guna memperkuat penerbangan domestik. kekuatan pasar domestik bagi Citilink terutama untuk penerbangan Jakarta-Surabaya, Medan, Palembang, Batam, Bandung, Denpasar, Yogyakarta, Semarang, dan Makassar. Sedangkan untuk penerbangan Jakarta-Palembang dan sebaliknya yakni dua kali penerbangan melalui bandara Halim Perdana Kesuma dan sekali lewat Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng atau frekuensi secara nasional (dari kota ke kota) sebanyak 140 kali penerbangan, serta jadwal penerbangan internasional tujuan Johor Bahru-Malaysia. Guna meningkatkan pelayanan maskapai tersebut telah mencanangkan penerbangan tepat waktu, serta kenyamanan bagi penumpang juga karyawannya dalam bekerja.
Surya Internusa Mulai Jajaki Pinjaman Rp 1,1 T
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mendekati tiga sampai empat bank untuk mendapatkan pinjaman sebesar US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun. Pemilik Hotel Gran Melia Jakarta tersebut akan mengombinasikan pinjaman berdenominasi dolar AS dan rupiah. Perusahaan menginginkan pinjaman dari bank lokal dan asing. Dari total pinjaman yang dijajaki, porsi pinjaman dolar AS sekitar 40% atau senilai US$ 40 juta. Sisanya 60% dalam bentuk rupiah atau sebesar Rp 660 miliar. Surya Internusa menargetkan pinjaman tersebut dapat diperoleh tahun ini. Sebab, perseroan sudahmulai memasarkan proyek yang akan dibiayai oleh pinjaman bank tersebut. Surya Internusa berencana membangun menara perkantoran. Proyek itu ditargetkan rampung pada akhir 2017.
Keberadaan BTN Perlu Dipertahankan
Pakar properti, Panangian Simanungkalit berpendapat bahwa keberadaan Bank Tabungan Negara (BTN) harus dipertahankan. Bank tersebut selama ini memfasilitasi 99% Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), yakni kredit murah bagi rumah rakyat. Dia menilai, akuisisi BTN oleh Bank Mandiri merupakan langkah mundur. Alasan akuisisi lebih bersifat prestige ketimbang alasan strategis. “Saya lihat akuisisi BTN oleh Mandiri ini sebagai langkah mundur dan juga sebagai langkah keliru,” kata Panangian Simanungkalit,” di Jakarta, Kamis (24/4). Seharusnya keberadaan BTN dipertahankan dan dibesarkan. Karena selama ini BTN mampu menangani hampir 99% FLPP. Hal ini menunjukkan pengalaman, infrastruktur, dan sumber daya manusia (SDM) di BTN sudah sangat focus dan ahli dibidang pembiayaan perumahan.
Freeport-Newmont Dapat Izin Ekspor dari ESDM
PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara akhirnya mengantongi rekomendasi izin ekspor dari kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Selain Freeport dan Newmont, ada tiga perusahan yang mendapat rekomendasi izin yang sama, yakni PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) PT Lumbung Mineral Sentosa dan serta PT Damar Narmada Bakti. Dengan diberikannya rekomendasi tersebut diharapkan negara bisa meraup untung sekitar 3-4 miliar dolar AS.

Daftar gratis di Olymp Trade: