DBS Danai XL US$ 165 Juta
Pinjaman sebesar US$ 165 juta telah didapat PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang berasal dari Bank DBS. Dana tersebut ditujukan untuk membiayai XL dalam menuntaskan transaksi akuisisi 95% saham PT Axis Telekom Indonesia dari Saudi Telecom Company senilai US$ 865 juta. Perseroan meneken perjanjian dengan induk usahanya, Axiata Group Berhad senilai US$ 500 juta pada 10 Maret 2013. Selanjutnya, XL mengantongi pinjaman senilai US$ 200 juta dari United Overseas Bank (UOB) Limited dan The Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ Ltd cabang Jakarta pada 13 Maret 2014. Serta, pinjaman tersebut sekaligus melengkapi pinjaman yang telah dikantongi XL sebelumnya.
Integrasi XL-Axis Butuh Waktu 9 Bulan
Setelah mendapatkan berbagai pinjaman, proses integrasi akibat proses akuisis XL terhadap AXIS tidak dapat  dilaksanakan dalam waktu dekat. Operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (XL) memperkirakan butuh waktu 3-9 bulan untuk berintegrasi dengan PT Axis Telekom Indonesia (Axis) pasca penuntasan transaksi akuisisi. Adapun jumlah pelanggan XL saat ini mencapai 60,2 juta nomor, sedangkan Axis sekitar 13 juta. Dealer XL yang mendistribusikan produk Axis baru sekitar 88 dealer dan secara bertahap diperluas menjadi 127 dealer sehingga jangkauan penjuakan semakin luas dan setelah itu melakukan integrasi mulai dari sisi pemasaran, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Dan untuk jangka waktu tertentu XL akan mempertahankan merek dari Axis guna menjaga kenyamanan pelanggan sembari mempelajari perilaku pelanggan Axis menggunakan layanan.
Advan Berambisi Ambil 50% Pasar Tablet
Advan menyatakan bahwa mereka yakin mampu meraih pangsa pasar hingga 50% pada 2014, meskipun berada di tengah persaingan pasar tablet Indonesia yang kian ketat. Adapun segmen yang dibidik, anak-anak, remaja, profesional muda, ibu rumah tangga, dan usia matang. Setelah pada tahun lalu, segmen remaja dan profesional muda mampu memberikan kontribusi sekitar 60%. Sisanya segmen ibu rumah tangga, anak-anak dan usia matang. Sebagai brand lokal, Advan berusaha untuk menciptakan produk yang sesuai dengan kemauan dan keinginan masyarakat Indonesia. Bahkan, sebelum meluncurkan produk, Advan menurunkan tim riset untuk memahami apa yang menjadi kebutuhan dan kemauan masyarakat.
Penjualan Indofood 2013 Naik 15%
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih untuk tahun buku 2013 sebesar 15 persen menjadi Rp 57,73 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 50,20 triliun yang didorong oleh Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP) sebesar 42 persen,  Bogasari menyumbang penjualan sebesar 26 persen, Agribisnis 20 persen, dan Distribusi sebesar delapan persen. Sedangkan grup Budidaya dan Pengolahan Sayuran yang mulai dikonsolidasikan pada September 2013 memberikan kontribusi sekitar empat persen terhadap penjualan bersih perseroan. Adapun  laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 23,2 persen pada 2013, dari Rp 3,27 triliun pada tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh kerugian selisih kurs. Dan, dengan tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs, core profit meningkat tiga persen menjadi Rp 3,37 triliun dari Rp 3,27 triliun pada tahun sebelumnya.
Semen Gresik Dapat Non Cash Loan Mandiri Rp1,4 Triliun
Anak perusahaan PT Semen Indonesia, PT Semen Gresik  memperoleh fasilitas pinjaman non cash loan dari PT Bank Mandiri (Persero) senilai Rp1,4 triliun. Yang dimana, fasilitas ini akan kami gunakan untuk mendukung proyek pembangunan pabrik semen baru di Rembang, Jawa Tengah, dengan kapasitas tiga juta ton semen per tahun yang diberikan dalam jangka waktu 42 bulan. Pada kesempatan yang sama, PT Semen Indonesia (Persero) juga melakukan penandatanganan ‘corporate guarantee’ dengan PT Bank Mandiri, sebagai jaminan atas dukungannya kepada anak perusahaannya. Kerja sama ini diharapkan dapat mendukung ekspansi Semen Indonesia melalui peningkatan kapasitas produksi di salah satu anak perusahaannya, yaitu PT Semen Gresik.

Daftar gratis di Olymp Trade: