Electronic City Ekspansi Gerai Rp 850 Miliar
Sekitar Rp 800-850 belanja modal dikerahkan PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) hingga 2015 yang berasal dari kas internal. Saat ini perseroan memiliki 61 gerai dan toko yang tersebar di beberapa kota besar seperti Jabodetabek, Bali, Medan, Lampung, Serang, Cilegon, Solo, Purwakarta, Cimahi, Jatinangor, Cianjur, Balikpapan, Pontianak, Pekalongan, Batam, Kendari, dan Ponorogo. Tahun ini, perseroan berencana membangun tiga jenis gerai berupa toko mandiri, ruko, dan gerai dalam mal. Dan, perseroan akan membangun sekitar 20 gerai dan toko di 18 kota besar di Jawa, Kalimantan, Sumatera, Bali, dan Sulawesi tahun ini. Tahun lalu, perseroan membangun 33 gerai dan toko. Perusahaan juga optimis penambahan gerai itu akan mendongkrak penjualan perseroan hingga 35-45% dari estimasi penjualan 2013 sebesar Rp 1,93-2,07 triliun. Laba bersih 2013 diperkirakan naik menjadi Rp 169-181 miliar dari tahun sebelumnya Rp 125 miliar.
Sumitomo Mitsui Borong Saham BTPN Rp 5,9 Triliun
Sebesar 15,74% saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dibeli oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dengan nilai Rp 5,9 triliun. Artinya, SMBC menguasai 40% dari keseluruhan saham yang dimiliki BTPN. SMBC memborong 919,26 juta saham BTPN pada harga Rp 6.500 per saham pada 14 Maret 2014. SMBC ingin berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia dengan berkolaborasi lebih jauh bersama BTPN, serta mendiversifikasi usahanya di Asia khususnya di Indonesia.
Perbaikan Kualitas Aset Berpotensi Angkat Harga Saham BBTN
Penurunan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) menjadi sebesar 4% akan menjadi sentimen utama penguat harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tahun ini. Sedangkan NPL tahun ini diprediksi turun menjadi 3%. Perbaikan kualitas ini berdampak terhadap penguatan fundamental perseroan. Saat ini, pemerintah bersama dengan DPR sedang membahas kemungkinan pembentukan tabungan perumahan rakyat. Jika aturan ini direalisasikanN total dana tabungan perumahan bisa mencapai Rp 24 triliun per tahun, angka ini didasarkan pada asumsi pungutan sekitar 2% dari setiap pekerja.
Indosat Jual Saham TBIG Rp 1,3 Triliun
PT Indosat Tbk (ISAT) menjual saham miliknya atas PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) senilai Rp 1,3 triliun. Penjualan dilakukan melalui mekanismeaccelerated book-built kepada sejumlah investor institutional. Indosat juga telah menyetujui untuk menjual sebanyak 239 juta di harga Rp 5.800 per saham. Adapun Merrill Lynch Pte. Ltd bertindak sebagai agen penjual tunggal. Sementara, CLSA Singapore Pte Ltd bertindak sebagai co-lead manager. Maka dari itu, setelah transaksi dilakukan, Indosat tidak lagi memiliki saham di Tower Bersama. Sebagai catatan, sebesar 5% saham milik Indosat merupakan kompensasi atas penjualan 2.500 menara Indosat kepada Tower Bersama tahun lalu. Nilai transaksi menara-menara itu sekitar US$ 406 juta.
UOB dan Mitsubishi Ikut Danai XL US$ 200 Juta
United Overseas Bank (UOB) Ltd dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd cabang Jakarta memberikan pinjaman sebesar US$ 200 juta kepada PT XL Axiata Tbk (EXCL). Pinjaman tersebut untuk mendukung rencana XL mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia. Pada 3 Maret 2014, XL juga mendapatkan pinjaman senilai US$ 500 juta, dari induk usahanya, untuk pengambilalihan 95% saham Axis dari Saudi Telecom Company, dengan bunga pinjaman 2,41%. XL membutuhkan dana senilai total US$ 865 juta untuk mengakuisisi Axis. Namu, dengan kedua pinjaman tersebut XL masih mengalami kekurangan sebesar US$ 165 juta lagi. Adapun saat ini perseroan tengah melakukan pembaruan sumber daya manusia (SDM) antara XL dan Axis. Prosesnya akan diusahakan secara alamiah seperti layaknya setiap perubahan pemegang saham.

Daftar gratis di Olymp Trade: