Nilai yang berhubungan dengan saham dapat dilihat dalam empat konsep yang memberikan makna yang berbeda. Saham memiliki nilai nominal, nilai buku ( book value), nilai pasar ( Market value), dan nilai intrinsic ( Intrinsic value).

Nilai nominal adalah nilai  per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai buku adalah nilai saham menurut pembukuan perusahaan. Nilai pasar adalah harga saham di bursa efek. Nilai intrinsic adalah nilai sebenarnya dari saham.

Memahami keempat konsep nilai ini merupakan hal yang perlu dan berguna, karena konsep- konsep itu dapat digunakan untuk mengetahui saham- saham mana yang bertumbuh ( growth) dan mana yang murah ( undervalued). Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan dapat diketahui.  Pertumbuhan menunjukan investment opportunity set, atau set kesempatan investasi di masa datang, yaitu menggunakan rasio nilai pasar dibagi dengan nilai buku sebagai indicator pengukur pertumbuhan perusahaan. Perusahaan mengalami pertumbuhan apabila mempunyai rasio lebih dari nilai ( 1) , yang berarti pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan bersangkutan lebih besar dari nilai bukunya.

Pengetahuan mengenai nilai pasar dan nilai intrinsic dapat digunakan untuk mengetahui saham- saham mana yang murah, tepat nilai atau mahal. Jika nilai pasar lebih kecil dari nilai intrinsic, ini menunjukan bahwa nilai saham bersangkutan lebih kecil dari yang seharusnya dibayar ( undervalued), jadi layak untuk dibeli. Sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrinsic menunjukan bahwa saham bersangkutan dijual dengan harga yang mahal ( overvalued).

Nilai nominal ( Par value) suatu saham adalah nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap- tiap lembar saham. Nilai nominal adalah modal per lembar yang harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang tidak dapat diambil oleh pemegang saham. Untuk saham yang tidak mempunyai nilai nominal, dewan direksi umumnya menetapkan sendiri ( sorted value) per lembar. Jika tidak ada nilai yang ditetapkan maka yang dianggap sebagai modal adalah semua penerimaan bersih ( proceeds ) yang diterima oleh emiten pada waktu mengeluarkan saham bersangkutan.

Nilai Buku ( book value) per lembar saham menunjukan aktiva bersih ( net assets) per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai buku per lembar saham ( book value per share ) tidak menunjukan ukuran kinerja saham yang penting, tetapi nilai buku per lembar saham dapat mencermi kan berapa besar jaminan yang akan diperoleh oleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham ( emiten ) dilikuidasi.

Jika perusahaan mempunyai dua jenis saham, yaitu saham preferen dan saham biasa, maka perhitungan nilai buku per lembar untuk dua jenis saham itu adalah sebagai berikut:
a). cara menghitung ekuitas preferen adalah mengalikan nilai tebus ( call price) ditambah dengan dividen yang di arrears dengan lembar saham preferen yang beredar. Jika nilai tebus tidak digunakan, maka nilai nominal yang digunakan di dalam perhitungan ini, agio saham untuk saham preferen tidak dimasukan karena pemegang saham preferen tidak mempunyai hak untuk agio ini, walaupun bereasal dari saham preferen, sehingga nilai agio ini dimasukkan sebagai tambahan nilai ekuitas saham biasa.
b). Cara menghitung nilai ekuitas saham biasa adalah: nilai ekuitas saham biasa dihitung dengan mengurangi nilai total ekuitas dengan nilai ekuitas saham preferen.

Nilai pasar ( market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar bursa pada saat tertentu ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.

Beberapa pertanyaan mendasar sering dikemukakan, seperti misalnya, apakah harga saham di pasar mencerminkan nilai sebenarnya dari perusahaan. Jika tidak, beberapa nilai sebenarnya dari saham yang diperdagangkan. Nilai sebenarnya ini disebut nilai fundamental (fundamental value), atau nilai intrinsic( intrinsic value). (Mustopo Ali Sasongko)

Daftar gratis di Olymp Trade: