Jangan heran, kejahatan sekarang ini semakin hari semakin canggih (berbanding lurus dengan teknologinya).Di dunia internet, kartu kredit merupakan alat pembayaran ajaib karena cepatnya persetujuan atau instant processing untuk bisa membeli barang atau jasa. Pencurian dilakukan mulai dari tukar-menukar data dengan chatting teman di luar negeri, kerja sama dengan petugas kasir, hingga menggunakan software.
Sampai akhir dekade 1990-an, software yang bisa meng-generate nomor kartu kredit, alamat, dan tanggal expired masih bisa digunakan. Cara lama yang terus diperbarui adalah membuat website e-commerce palsu yang mengoleksi kartu kredit. Ada juga yang serius dengan membuat virus jenis trojan atau e-mail phising yang meminta seseorang login ke alamat web palsu.Kini teknologi keamanan internet berkembang lebih baik dan bisa menutup berbagai lubang keamanan yang dulu terbuka. Cara-cara lama itu tak bisa digunakan lagi, tetapi ?elas menengah?di berbagai belahan bumi juga terus-menerus mengembangkan teknologi pencurian.
Beberapa waktu laluterungkap kasus pencurian data kartu kredit sebanyak 20 juta orang di kota Seoul ?Korea Selatan. Alhasil puluhan ribu nasabah berbondong-bondong ingin menutup kartu kreditnya.
Kasus pencurian data kartu kredit terungkap setelah seorang pekerja biro kredit Korea tertangkap di awal tahun 2014. Orang tersebut tertangkap karena ketahuan mencuri dan melakukan transaksi jual beli data pribadi nasabah pengguna kartu kredit, yang bersumber dari 3 perusahaan penerbit kartu kredit. Perusahaan penerbit kartu kredit yang dirugikan dalam kasus ini adalah: KB Kookmin Card, Lotte Card dan NG Noghyup Card. Data pribadi yang dicuri adalah nama nasabah, nomor KTP, nomor telepon nasabah, email, nomor kartu kredit dan tanggal kadaluarsa kartu kredit.Ternyata kasus pencurian data kartu kredit tidak terjadi pertama kali, kasus serupa pernah terjadi oleh seorang karyawan Citibank Korea. Hal ini terjadi karena karyawan tersebut melakuan pencurian data kartu kredit nasabah bank sebanyak 34.000 orang.
Untuk menghindari pencurian data kartu kredit Anda, berikut beberapa tips yang bisa dijalankan agar Anda terhindar dari itu.

  1. Jangan pernah menunjukkan kartu kredit kepada orang yang tak berkepentingan. Jika memberikan kartu kredit untuk transaksi di kafe atau tempat belanja lainnya, pastikan Anda berada di tempat mesin gesek dan pastikan petugas tidak mengopi dua sisi kartu kredit.
  2. Samarkan atau tutup atau hapus saja angka bagian belakang (CVV/CVC), terutama tiga digit terakhir yang digunakan untuk keamanan transaksi online. Sebelum ditutup atau dihapus, hafalkan tiga digit CVV itu.
  3. Jangan pernah memberikan kartu kredit untuk difotokopi oleh sales-sales kartu kredit yang biasa beredar di supermarket, kecuali nomor CVV sudah ditutup.
  4. Jangan pernah belanja di toko online yang meminta kita mengisikan data kartu kredit di tempat itu secara langsung, kecuali di website yang menerapkan protokol SSL (Secure Socket Layer) dan sudah memiliki sertifikasi keamanan seperti dari VeriSign SSL Security atau dari Thawte SSL Sertificate.
  5. Toko online yang baik tidak akan mengoleksi data kartu kredit kliennya. Merchant yang baik akan menyediakan software pemroses kartu kredit yang terhubung dengan payment gateway yang sudah ternama di dunia. Payment gateway ternama dan bisa dipercaya antara lain Paypal (www.paypal.com), Moneybookers (www.moneybookers.com), 2Checkout (www.2checkout.com), Authorize (www.authorize.net), dan Transecute (www.transecute.com).
  6. Di Paypal atau Moneybookers, alamat e-mail akan menjadi rekening pengguna. Hati-hati dengan e-mail sampah yang berisi iklan atau tipuan (e-mail phising) untuk menjebak pemilik account untuk login di website palsu.
Daftar gratis di Olymp Trade: