Memberi uang saku ke anak rupanya bukan perkara sederhana. Walaupun terlihat sepele, ternyata ada beberapa hal yang sebaiknya Anda ketahui sebelum Anda mulai memberi uang saku ke anak Anda. Sebab, anak kecil biasanya tidak memiliki pemahaman yang benar mengenai uang. Cobalah Anda tanyai anak Anda untuk melihat seberapa jauh mereka memahami apa itu uang, apa fungsi dan kegunaannya, darimana uang itu berasal, bagaimana seseorang bisa mendapatkan sejumlah uang, dan lain sebagainya.
Beberapa orang tua mungkin takut untuk memberi anak sejumlah uang karena khawatir anak mereka tidak dapat membelanjakannya dengan baik, takut anak mereka jajan sembarangan, dan sebagainya. Padahal, sebenarnya memberi uang saku merupakan cara yang baik untuk memberikan pemahaman kepada anak mengenai uang, dan mengajarkan kepada anak cara untuk mengelola uang sejak dini.
Oleh karena itu, simak tips di bawah ini yang dapat Anda gunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum Anda mulai memberi uang saku ke buah hati Anda.
Tips pertama: Pengertian yang benar tentang uang saku
Sampaikan pada anak Anda mengapa Anda memberinya uang saku. Katakan padanya bahwa uang itu merupakan uang yang Anda sisihkan gaji yang Anda dapatkan karena bekerja. Beri pula pengertian yang benar tentang uang, apa fungsinya, dan bagaimana uang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melakukan ini, Anda mengajarkan anak untuk menghargai uang yang Anda beri. Setelah itu, jangan lupa sampaikan mengapa Anda memberinya uang saku, apa tujuannya, dan sebagainya. Buat kesepakatan atas hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh ia lakukan dengan uang tersebut. Sampaikan bahwa pengelolaan uang saku ada di anak, tetapi tetap pertahankan prinsip keterbukaan atas bagaimana uang tersebut ia manfaatkan.
Tips kedua: Bantu anak menentukan prioritas
Ini merupakan kesempatan bagi Anda untuk mengenalkan pada anak mengenai prioritas. Hal ini akan membantunya membelanjakan uang yang ia miliki. Anak juga akan belajar bagaimana membedakan mana yang merupakan keinginan dan mana yang merupakan kebutuhan. Buat pula kesepakatan akan hal-hal yang dapat ia penuhi dengan uang sakunya, dan hal apa yang masih menjadi tanggung jawab Anda. Misalnya, uang sakunya dapat digunakan untuk membeli makanan atau kebutuhan alat tulis yang habis sewaktu ia di sekolah, misalnya membeli penghapus atau pensil di koperasi. Tetapi, uang tersebut bukan digunakan untuk membayar SPP.
Tips ketiga: Tentukan jumlahnya
Ada beberapa hal yang dapat Anda jadikan pertimbangan dalam menentukan jumlah uang saku anak Anda. Pertama, sesuaikan dengan kemampuan Anda. Tidak perlu memaksakan diri untuk memberikan uang saku dengan jumlah tertentu kepada anak Anda. Tidak masalah jika Anda merasa tidak dapat memberi uang saku dalam jumlah banyak. Maksimalkan hal lain yang dapat Anda berikan, misalnya membawakannya bekal sekolah supaya ia tidak perlu membawa uang saku dengan jumlah banyak. Kedua, sesuaikan dengan tujuan, untuk apa uang saku tersebut digunakan. Jika digunakan untuk jajan di sekolah, buatlah perkiraan jumlahnya dengan menyurvei jajanan yang dijual di sekolahnya. Anda juga dapat mencari tahu ke orangtua dari teman-teman sekolahnya berapa uang saku yang dibawa oleh teman-teman anak Anda. Jika anak Anda sudah besar, libatkanlah ia untuk menentukan besaran uang saku yang ia perlukan untuk memenuhi kebutuhannya.
Tips keempat: Membuat catatan keuangan sederhana
Ini kesempatan yang baik pula bagi Anda untuk mengajari anak bagaimana cara membuat catatan keuangan. Pilihlah format yang paling sederhana, misalnya nomor, tanggal, keterangan, pemasukan, pengeluaran, dan saldo. Catatan keuangan ini sangat akan sangat membantu anak mengelola uang sakunya. Bahkan, mungkin akan menjadi kebiasaan baik yang ia lakukan hingga ia dewasa!
Tips kelima: Perhatikan jarak waktu pemberiannya
Jarak waktu pemberian bisa Anda sesuaikan dengan usia dan kemampuan anak Anda dalam mengelola pemakaian uang sakunya. Untuk anak yang masih kecil biasanya uang saku diberikan setiap hari. Ketika anak mulai dapat mengelola uang sakunya, uang saku dapat diberikan tiap tiga hari sekali, atau seminggu sekali. Untuk anak yang sudah besar biasanya uang saku diberikan sebulan sekali.
Tips keenam: Jangan jadikan uang saku sebagai imbalan atas pekerjaan rumah tangga
Beberapa orang tua menjadikan uang saku sebagai imbalan atas pekerjaan rumah tangga yang dilakukan anak mereka. Misalnya memberi uang saku dengan jumlah tertentu jika anak mau membereskan mainan atau kamarnya setiap hari, atau jika anak mau membantu menyapu atau mencuci piringnya sendiri. Banyak ahli yang tidak setuju akan hal ini. Menurut mereka, sebaiknya anak diberi pemahaman bahwa pekerjaan rumah tangga merupakan kewajiban setiap anggota keluarga sehingga sebaiknya tidak dikaitkan dengan uang saku yang diberikan oleh orang tua. Ingatlah bahwa tujuan memberikan uang saku adalah untuk mengajar anak mengelola keuangan sejak dini, bukan untuk membayar atau memberi imbalan atas pekerjaan rumah tangga yang dilakukan anak.
Tips ketujuh: Ajari anak menyisihkan uang saku
Ajari anak Anda untuk menyisihkan sebagian dari uang sakunya. Uang yang disisihkan tersebut dapat ia tabung. Atau, ini kesempatan juga bagi Anda untuk mengajarkan anak berbagi dengan mendonasikan uang yang ia sisihkan untuk orang yang membutuhkan dengan cara memasukkan ke dalam kotak amal di tempat ibadah, atau menyumbang untuk korban bencana, dan lain sebagainya.
Tips kedelapan: Menabung di bank
Mungkin ini juga kesempatan bagi Anda untuk mengenalkan anak dengan aktivitas menabung di bank. Ketika jumlah uang tabungannya di rumah sudah mencapai jumlah tertentu, Anda dapat mengantarnya ke bank dan mengajarinya bagaimana cara menabung, mengisi slip, berinteraksi denganteller, dan sebagainya. Biarkan anak mengamati dan mempelajari apa yang tertera di buku tabungannya sendiri. Di bank pun saat ini juga sudah banyak tersedia layanan rekening untuk anak.
Tips kesembilan: Bicarakan segala risiko dari uang saku yang dibawa anak
Sadarilah bersama anak Anda bahwa Anda tidak selalu ada bersama dengannya. Saat itu terjadi, sampaikan kemungkinan bahwa ia bisa dipalak oleh temannya sendiri, misalnya diminta untuk memberi sebagian atau seluruh uang sakunya, atau diminta untuk membelikan sesuatu untuk temannya dengan uang sakunya. Kemungkinan pemalakan juga dapat dilakukan orang dewasa dengan motif yang negatif. Bicarakan pula apa yang kemudian dapat dilakukan oleh anak Anda ketika mengalaminya. Sampaikan pada anak agar terbuka atas masalah yang ia hadapi terkait dengan uang sakunya.
Tips kesepuluh: Beri pengertian tentang hutang pinjaman
Di usia yang Anda rasa anak dapat memahami, Anda dapat juga mengajarinya tentang prinsip hutang atau meminjam uang. Sangatlah penting bagi anak untuk dapat memiliki pengertian yang benar akan hutang karena ketika dewasa nanti ia akan banyak mendapati masalah ini. Hal ini bisa dipraktekkan dengan cara misalnya ketika Anda menemani anak membelanjakan uang tabungannya, dan ternyata uang yang dimilikinya kurang. Anda dapat meminjaminya uang, dan mengajarinya untuk membayar kembali uang yang ia pinjam dari Anda dengan uang tabungannya.
***
Itu tadi sepuluh tips yang dapat Anda pertimbangkan ketika Anda memberikan uang saku ke anak Anda. Memberi uang saku ke anak ternyata tidak semata-mata memberikan uang untuk jajan di sekolah, sebab dari aktivitas memberi uang saku ternyata juga dapat muncul pelajaran-pelajaran lain yang berharga sebagai bekalnya untuk menjalani hidup. Nah, semoga bermanfaat.