Saham Gorengan? Apa itu? Mungkin, bagi Anda yang baru memasuki dunia saham atau baru mencoba mengenal dunia saham bertanya-tanya mengenai apa itu saham gorengan. Atau bahkan bertanya, apakah istilah tersebut memang betul-betul ada atau hanya kalimat yang biasa digunakan saat bergurau saja? Jawabannya adalah tidak. Meskipun terdengar sebagai kata-kata yang cocok digunakan ketika bergurau, saham gorengan ini memang ada dan dikenal dalam dunia investasi saham.
Perlu Anda ketahui pula, bahwa umumnya saham memiliki 3 (tiga) jenis kategori yaitu :

  • Saham unggulan (blue chip)
  • Saham lapis kedua, dan
  • Saham lapis ketiga atau lebih dikenal saham gorengan.

Untuk membedakannya, biasanya saham blue chip kapitalisasinya di atas Rp4 triliun dengan tingkat pengembalian modal di atas 20, setiap tahun membagikan dividendan likuiditasnya tinggi. Sementara kapitalisasi saham lapis kedua lebih rendah, sekitar Rp 1- 4 triliun, mayoritas perusahaannya dalam kategori menengah namun fundamentalnya masih bagus. Adapun saham lapis ketigafundamentalnya kurang bagus, tapi menarik karena harganya murah dan sangat fluktuatif dan telah dikenal sebagai saham gorengan. Biasanya memiliki harga saham berkisar Rp.500,- dan bisa lebih rendah.
Saham gorengan ini, biasanya merupakan saham perusahaan-perusahaan yang umumnya diperdagangkan bukan berdasarkan fundamentalnya, tapi berdasarkan rumor atau isu. Dan disebut saham gorengan salah satu alasannya adalah tidak seperti jenis saham lain yang pergerakannya sulit diikuti, saham gorengan ini gampang sekali ‘digoreng’. Sehingga, sama seperti halnya menggoreng dalam artian sesungguhnya, saham ini gampang digerakkan oleh kelompok tertentu sehingga memiliki resiko lebih tinggi daripada jenis saham lainnya.
Biasanya dengan sedikit berita baik mengenai akan meningkatnya prospek perusahaan tersebut, akan diusahakan oleh kelompok ini agar berita ini menjadi besar di luar proporsinya sehingga harganyadi luar kewajarannya. Dengan kata lain saham gorengan adalah saham-saham yang harga pasarnya dimanipulasi sekelompok orang sehingga dapat menipu orang diluar kelompok ini untuk membelinya. Karena harga saham bisa naik dan tiba-tiba turun tanpa sebab yang jelas, sering juga saham-saham gorengan ini di suspend oleh pihak-pihak tertentu karena telah banyak korban, misalnya.

Bagaimana cara kerja menggoreng saham? Secara sederhana semuanya berdasarkan teori pasar bebas, suatu produk dapat dijual jika ada pihak yang bersedia membeli. Jika banyak yang berniat untuk membeli, namunjumlah produk tersebut terbatas, apa yang akan terjadi? Harga akan naik tentunya.

Nah, bagi Anda agar tidak terjebak penipuan, bagaimana sebaiknya menghadapi saham gorengan seperti ini yang Anda temui ketika ingin bermain saham? Berikut caranya :
Cari Bantuan Rekan yang Mengerti Dunia Saham.
Malu bertanya, sesat dijalan. Cara ini merupakan cara termudah. Baik Anda menggunakan jasa pengatur keuangan maupun Anda menemui rekan/sahabat yang kebetulan mengerti dunia saham untuk menjelaskan tentang bagaimana cara kerja saham itu sendiri sehingga Anda terhindar dari saham gorengan yang memang berbahaya dan sebaiknya tidak dibeli. Jangan lupa untuk bertanya pada sesama pemain saham tentang bagaimana pengalaman mereka ketika bermain saham ini. Memiliki informasi sebanyak mungkin menjadi salah satu perlengkapan perang yang akan sangat berguna bagi kegiatan apapun, termasuk apalagi bermain di dunia saham.
Buat Trading Plan
Tanyakan saja pada beberapa pemain saham yang berpengalaman, mengenai trading plan. Mereka rata-rata menggunakan trading plan yang ditulis dengan cara mereka sendiri. Baik di secarik kertas maupun di buku catatan harian pribadi. Mereka mencatat rencana saham mana yang akan dibeli pagi ini dan dengan harga berapa. Seperti halnya belanja kebutuhan bulanan, dengan adanya list ini menghindari Anda belanja yang bukan kebutuhan dan dalam hal ini belanja saham gorengan yang harganya memang menggiurkan. Dan yang menjadi kuncinya adalah Anda harus benar-benar memegang teguh list tersebut agar tidak terjerumus saham gorengan.
Perhatikan Volume Transaksinya
Logikanya, dan menganut pada kebiasaan, biasanya jika volume transaksi pada saham tertentu sebelumnya rendah lalu tiba-tiba meninggi dalam kurun waktu yang cepat dan turun lagi secara tiba-tiba, resiko meruginya akan semakin tinggi. Artinya, volume saham ketika meninggi berarti saham tersebut sedang digoreng oleh oknum tertentu karena berarti sedang banyak yang menggunakan dan memperjualbelikan saham tersebut, mungkin bertujuan untuk menarik minat para investor terutama yang belum mengerti bahwa ada saham gorengan.
Ikuti Jejak Bandar dan Beli Secukupnya
Mengikuti jejak bandar tentu penting sekali. Untuk apa mengambil resiko berhubungan dengan bandar yang sebelumnya memiliki banyak masalah? Apalagi untuk Anda yang masih pemula. Berhati-hatilah ketika mengambil keputusan terlebih berhubungan dengan saham dan keuangan.
Kenali Ciri-ciri dari Saham Gorengan
Setelah Anda mengenali ciri-ciri saham gorengan, tentu Anda akan lebih waspada dan bisa menghindarinya sehingga uang Anda pun aman dari kerugian. Berikut ini adalah beberapa contoh ciri saham gorengan yang harus Anda pertimbangkan sebelum membeli.

  • Kapitalisasi pasar rendah.
  • Tidak likuid, sering tidak ditransaksikan, dalam satu waktu bisa sangat sering ditransaksikan.
  • Harganya relatif murah, biasanya di antara Rp50 ?Rp500. Sebenarnya tidak ada batasan pasti tentang masalah harga ini.
  • Manajemen perusahaan biasanya tertutup. Fundamental juga sering tidak jelas.
  • Harganya sering melejit dan turun tanpa sebab, seringkali disuspensi.
  • Harga saham kadang suka-suka. Kalau IHSG naik, belum tentu ia juga naik, demikian pula sebaliknya
Daftar gratis di Olymp Trade: