Diprediksi bakal meredup, rupanya batu akik masih menunjukkan kesaktiannya di tengah-tengah masyarakat kita. Dari tengah-tengah desa yang lengang hingga sudut-sudut kota yang yang riuh selalu dapat ditemui sejumlah pria-pria dewasa yang sedang berbincang tentang akik mereka. Tak jarang mereka terlihat saling memamerkan batu akik yang dipasang di cincin mereka.
Kehadiran batu akik yang digilai masyarakat ini lalu menimbulkan beberapa perubahan kerja di masyarakat. Misalnya, di sana sini lalu ditemui orang yang membuka jasa mengasah batu akik. Di internet, penjualan batu akik sedang begitu gencarnya. Hampir tiap hari ada penjual yang memposting foto batu akik di akun-akun jejaring sosial mereka. Jika ditotal, tak terbayangkan berapa transaksinya. Prediksi ini memang sulit karena harganya yang beragam, dari ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah.
Nilai batu akik yang sedang sangat tinggi ini membuat banyak kolektor membeli batu akik saat ini lantaran mereka memperkirakan harganya bakal terus naik. Hal ini akan membuat mereka untung besar ketika sudah dijual. Batu akik dengan demikian dijadikan investasi dengan harapan mendapatkan return yang tak terhingga mengingat permintaan masih tinggi.
Apakah hal ini disarankan untuk anda?
Reaksi para pakar mengenai fenomena ini beragam. Yodhia Antariksa, seorang Founder dan CEO PT. Manajemen Kinerja Utama, sebuah firma konsultan yang bergerak dalam bidang corporate performance management, dengan cukup menyentil menyebut fenomena ini sebagai fenomena kegoblokan kolektif.
Dalam blognya dia menuliskan bahwa fenomena ini sebenarnya pernah terjadi di Indonesia beberapa tahun silam: tanaman gelombang cinta. Masyarakat terjebak dalam hal-hal irasional hingga mau membeli tanaman tersebut dengan harga hingga puluhan juta rupiah. Dia menyebutkan bahwa euforia massal ini membentuk kegilaan di masyarakat, terutama ketika harga produk bisa melesat hingga puluhan atau bahkan ratusan kali lipat.
Yodhia membaca fenomena ini dengan menggunakan pendekatan psikologi finansial atau psikologi perilaku. Pendekatan ini melihat fenomena transaksi batu akik dengan harga gila-gilaan ini dengan sebutan ?rrational exuberance.?Hal ini terjadi saat orang dengan jumlah sangat besar, raturan ribu hingga jutaan, berebutan membeli sesuatu karena dorongan kolektif, yang seringkali tidak rasional. Perilaku ini mudah sekali terjadi lantaran sifat dasar manusia yang mudah untuk latah. Mereka mudah meniru kerumunan. Dia mengingatkan bahwa betapa mudahnya kita tergelincir dalam herding behavior, perilaku kerumunan yang suka latah.
Dengan keras, tanpa terasa menggurui, Yodhia menyebut orang-orang yang terjebak dalam euforia ini sebagai orang yang terkena penyakit kegoblokan massal atau kegoblokan kolektif.
Nah, kami mengajak anda untuk mengetahui, mengapa sebutan ini muncul? Tentu saja selain karena hanya latah, padahal bernilai transaksi sangat tinggi, ada alasan-alasan lain terkait finansial yang perlu anda pertimbangkan sebelum anda menjadikan batu akik sebagai investasi anda. Beberapa hal tersebut akan kami paparkan dalam beberapa poin di bawah.
Tidak ada satuan yang pasti dalam berjual beli batu akik. Harga batu akik hanyalah didasarkan pada taksiran seseorang. Biasanya, tinggi rendahnya harga batu akik ditentukan oleh seberapa unik bentuk dan rupanya. Semakin unik batu akik itu maka semakin tinggi pula harganya.
Ini sangat berbeda dengan emas, yang memiliki satuan karat ataupun gram yang menjadi patokan dalam transaksi perdagangannya. Emas bahkan sudah memiliki standar internasional sebagai alat pembayaran. Cadangan devisa beberapa negara bahkan disimpan bukan dalam bentuk uang, melainkan emas.
Baca: Investasi Emas
Seorang perencana keuangan mengatakan fenomena batu akik ini memang menarik bagi mereka yang ingin mengambil keuntungan jangka pendek. Namun, dia mengingatkan bahwa batu ini tidak bisa digunakan untuk keperluan investasi jangka panjang. Artinya, dia tidak melihat ada nilainya secara nyata dalam jangka panjang. Dia juga mengingatkan kalau fenomena ini tidak akan lama dan akan hilang dalam beberapa tahun.
Batu akik dinilai dengan subjektif. Kita tahu pasti bahwa setiap wilayah Indonesia memiliki batu akik yang beraneka cantiknya. Perbedaan tersebut rupanya membuat harga jual batu akik juga tak sama. Bisa jadi motif unggulan suatu daerah bernilai mahal di daerah tersebut, tapi di daerah lain harganya malah rendah karena di daerah itu tidak banyak orang yang tertarik dengan batu tersebut. Nilai batu akik masih berdasarkan penilaian dan ketertarikan masyarakat di daerah tertentu sehingga harganya tidak stabil.
Ingat bahwa barang invesetasi memiliki beberapa kriteria. Salah satu kriteria pertama, dan barangkali yang utama, adalah soal likuiditas barang tersebut. Likuiditas sebuah produk investasi harus bersifat universal, bisa diuangkan di mana pun tidak hanya di Indonesia. Sudahkah batu akik mempunyai nilai universal tersebut?
Nah itu tadi beberapa alasan yang menekankan bahwa batu akik memang bukan sebuah produk investasi yang dikategorikan baik, terutama untuk jangka panjang. Namun, apabila anda tetap berniat untuk menjadikan batu akik sebagai produk investasi anda, paling tidak perhatikan beberapa hal berikut ini:
Ketahui pasti nilai seninya. Jika dulu, sebelum sedang ngetren seperti sekarang, batu akik digunakan untuk menambah percaya diri, hingga dipergunakan untuk hal-hal yang berbau mistis. Sekarang alasan pemakaian batu akik sudah bergesar, hanya saja masih pada wilayah yang barangkali memang irasional seperti yang diungkapkan pakar manajemen tadi. Nilai seni yang ada pada batu akik kini digunakan sebagai salah satu patokan untuk menilai harganya. Semakin tinggi dan unik nilai seni dari batu akik tersebut, maka semakin tinggi juga harga jualnya.
Ukurlah skala keras batu. Bagaimanapun juga, akik adalah batu yang memilki tingkat kekerasan yang berbeda-beda. Masing-masing jenis batu barangkali memang membawa beberapa kriteria kelebihan yang perlu anda ketahui. Menurut berbagai sumber, batu bacan yang sekarang jadi primadona batu akik mempunyai skala keras antara 3-7 Mohs. Untuk memastikan tingkat kekerasan batu tersebut anda perlu untuk bertanya kepada pakar batu akik. Menurut informasi yang ada, semakin keras batu akik tersebut akan semakin tinggi harganya.
Bertanyalah pada yang lebih tahu. Seperti halnya tips melakukan investasi pada produk lain, anda perlu mencari informasi tentang calon produk investasi anda ini sebanyak mungkin. Anda perlu bertanya kepada ahli, atau rekan anda yang lebih tahu banyak tentang batu akik ini. Terutama ketika anda memilih batu akik yang akan anda beli. Anda minimal harus tahu cara membedakan mana batu akik asli, dan mana batu akik replika. Biasanya hal ini dilakukan dengan menyalakan senter di balik batu akik tersebut. Intinya, bertanyalah atau ajaklah teman anda yang lebih tahu mengenai batu akik, jangan sampai anda tertipu hanya karena anda tidak mau mencari tahu tentang batu akik ini.
Namun, sekali lagi diingatkan bahwa: pertama, yang anda lakukan ini barangkali irasional, anda hanya ikut-ikutan tren saja untuk membeli batu akik; kedua, batu akik memiliki nilai yang begitu tinggi padahal hanya dihitung secara subjektif; dan ketiga, beberapa pakar memprediksi bahwa nasib batu akik kelak akan sama seperti tanaman gelombang cinta.
Lantas apakah tidak boleh berinvestasi batu akik? Boleh-boleh saja sebenarnya. Namun disarankan dari para pakar, jangan membeli dengan nilai transaksi yang terlalu besar. Bagaimanapun, kondisi ketidakpastian batu akik ini membuat anda berisiko rugi besar. Mereka menyarankan sebaiknya masyarakat tidak melakukan investasi pada barang yang tidak memiliki ukuran nilai standar. Harga batu akik yang gila-gilaan saat ini menurutnya hanya didongkrak oleh demam sesaat. Saat tidak lagi digandrungi nanti, harganya akan kembali melorot.
Nah, semoga dengan artikel ini anda semakin mendapatkan pertimbangan yang kuat apakah akan menjadikan batu akik sebagai investasi atau tidak. Tetap pantau artikel-artikel di website ini supaya anda makin mantap untuk mengambil keputusan-keputusan finansial anda.

Daftar gratis di Olymp Trade: