Masih tentang belajar mengenai investasi saham. Berbisnis saham, terutama bagi para pemula terkadang memang membingungkan. Membeli saham tidak semudah membeli emas batangan atau membeli emas perhiasan yang langsung ke toko atau membeli di pegadaian maupun di bank. Transaksi perdagangan saham di Indonesia biasanya terjadi di Bursa Efek Indonesia. Sebagai pemula yang ingin ikut berinvestasi saham, kita tidak dengan serta merta datang ke Bursa Efek dan langsung membeli saham. Untuk membeli atau menjual saham di lantai bursa hanya bisa dilakukan melalui perantara pedagang efek (broker /perusahaan pialang).
Sebagai pemula dalam bertransaksi saham, kita harus paham tata cara untuk melakukan pembelian saham. Dunia pasar modal adalah dunia yang penuh dengan resiko dan tantangan. Oleh karena itu siapkanlah mental untuk menghadapi berbagai macam kondisi yang akan terjadi. Saham adalah investasi yang beresiko, ingat istilah high risk high return. Walaupun saham menjanjikan keuntungan yang menggiurkan namun juga mengandung resiko yang cukup tinggi. Bila kita termasuk pemula, ada baiknya mencari tahu lebih banyak informasi mengenai saham sebelum benar – benar ikut dalam dunia pasar modal. Dengan pengetahuan yang cukup, akan membuat kita tidak gampang terjerumus dalam penipuan – penipuan yang biasanya mempunyai sasaran orang – orang pemula, termasuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan pembelian saham.
Dan membeli saham di sini, bukan semata-mata terhadap saham yang belum dimiliki, tetapi juga bisa dengan maksud untuk menambah jumlah saham yang telah dimiliki. Dan pembelian itu pun dapat dilakukan dengan motif untuk meningkatkan keuntungan. Apa maksudnya? Jika Anda sudah memiliki saham A, misalnya. Dan harganya ternyata naik terus. Anda bisa saja bukan menjual saham yang telah Anda miliki, tetapi malah menambah jumlah saham tersebut, sehingga pada gilirannya nanti, ketika harga sudah tidak meningkat dan Anda bermaksud menjualnya, maka nilai penjualan saham Anda akan lebih besar. Itu disebut dengan istilah “averaging up”. Demikian juga jika saat ini Anda memegang saham yang harga di pasar jauh di bawah harga beli. Jika Anda yakin, saham tersebut akan meningkat, maka saat ini Anda mesti membeli lagi saham yang sama dalam jumlah cukup besar, sehingga rata-rata harga beli saham tersebut akan lebih rendah. Ini akan memudahkan Anda untuk melepasnya, karena tidak perlu menunggu kenaikan harga yang tinggi. Sebab, harga rata-rata beli Anda sudah lebih rendah ketimbang pertama kali Anda beli.
Ini diistilahkan dengan “averaging down”. Pertanyaannya, kapan waktu yang pas untuk membeli saham-saham tersebut?Secara konseptual, pembelian saham dilakukan ketika harga saham masih murah dan dijual ketika harganya meningkat. Ini basic sekali. Disebut juga dengan istilah “buy low, sell high”. Masalahnya, kapan sebuah saham dianggap murah? Secara teoretis tentu banyak cara untuk mengetahuinya. Misalnya, dengan melihat berapa price to book value (PBV) atau price earning ratio (PER) dari sebuah saham. Jika PBV dan PER-nya relatif rendah dibandingkan perusahaan sejenis lainnya, maka saham tersebut dianggap murah. Tapi apakah lantas bisa langsung dibeli? Tunggu dulu. Bisa jadi setelah Anda bell, harganya tetap segitu-gitu saja. Kenapa? Karena kinerja perusahaannya memang jelek dan tetap jelek. Jadi, mama mungkin harga sahamnya akan meningkat.

Inti dari berbisnis saham terutama ketika melakukan pembelian adalah kehati-hatian. Jangan sampai tergiur oleh hal-hal yang harusnya diteliti terlebih dahulu. Sehingga, Anda tidak terjebak pada bisnis investasi saham yang menipu dan salah-salah malah akan menimbulkan kerugian bagi Anda.
Daftar gratis di Olymp Trade: