Well, mungkin janji yang disampaikan CV Panen Mas memang benar-benar manis hingga memakan banyak korban seperti yang diakui beberapa orang yang mengaku sebagai korban dari investasi yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut yang berupa investasi di bidang agribisnis. Saat ini ada 50 klien yang berinvestasi di Panen Mas senilai total Rp 10 miliar. Memang bukan jumlah yang kecil, hingga membuat kepanikan para investor ketika pihak dari CV Panen Mas yang merupakan perusahaan rekomendasi QM Financial itu sulit dihubungi begitu pula QM Financial yang juga sempat sulit dihubungi.
Pihak dari QM Finansial pun tentu saja tidak mau terlalu disalahkan dengan adanya kisruh ini dan menyatakan bahwa kejadian merugikan ini merupakan akibat dari para investor yang terlalu giat dan agresif dalam melakukan investasinya. Chief executive officer (CEO) QM Financial, Ligwina Hananto menjelaskan, pihaknya sudah melakukan verifikasi investasi di produk investasi GTIS dan produk investasi CV Panen Mas sebelum disodorkan kepada kliennya yang meminta.
Selain masalah verifikasi produk investasi, Ligwina juga menyinggung banyak hal tentang peran perencana keuangan atau financial planner termasuk regulasinya. Ada informasi yang boleh dipublikasikan Ligwina, ada juga informasi yang berstatus off the record alias tak boleh disampaikan ke publik. Namun Ligwina menyatakan, proses verifikasi untuk investasi emas GTIS dan verifikasi investasi agrobisnis CV Panen Mas dilakukan atas permintaan klien yang ingin produk investasi agresif atau berimbal hasil tinggi.
Perkembangan terakhir menerangkan bahwa pihak dari QM Financial merasa bertanggungjawab atas nasib kliennya, perencana keuangan independen QM Financial angkat bicara. QM Financial lantas menawarkan program pengganti kepada korban penipuan investasi agribisnis CV Panen Mas. Ligwina Hananto, CEO QM Financial mengaku, sudah menawarkan solusi berupa program pengganti kepada korban CV Panen Mas yang merupakan kliennya. Ia bilang, program pengganti itu sudah disampaikan kepada klien, termasuk kepada Hery Mada Indra Paska. Dan para klien tersebut, kata Ligwina sudah menyetujuinya sedari bulan November tahun 2013 lalu.
Salah satu korban bercerita tentang bagaimana pada akhirnya dia hingga menjadi korban dari CV Panen Mas. Hery Mada Indra, salah seorang yang mengaku menjadi korban dari skema investasi racikan CV Panen Mas. Ia mengklaim rugi Rp 240,5 juta. kisah ini berawal saat ia menjadi klien QM Financial pada Desember 2012. QM Financial menunjuk Fitriavi Noeriman menjadi konsultan perencana keuangan Hery. Dua bulan berselang, kata Hery, Fitriavi merekomendasikan produk investasi Panen Mas yang terdiri dari tiga paket, yaitu berkebun singkong, investasi puyuh dan ayam super. Hery rupanya tertarik. Februari 2013, ia menanamkan Rp 183,5 juta di Panen Mas, yakni Rp 47,5 juta pada paket singkong, Rp 60 juta paket ayam puyuh, dan Rp 76 juta paket ayam super.
Panen Mas menjanjikan pengembalian uang paket singkong pada bulan ke-11 sebesar Rp 99 juta. Pengembalian investasi paket puyuh pada bulan ke-3 sampai bulan ke-14 sebesar Rp 10 juta per bulan. Lalu, pengembalian investasi ayam super pada bulan ketiga sebesar Rp 104 juta (lihat skema investasi). April 2013, dia menerima hasil investasi Rp 104 juta. “Saya tambah investasi ayam super tujuh paket dengan total Rp 133 juta,” jelas Hery.
Atas setoran tambahan itu, Panen Mas berjanji mengembalikan investasi di bulan ketiga senilai Rp 182 juta. Semula, setoran investasi lancar. Tapi, Juni 2013, setoran Panen Mas mulai macet dan sejak saat itu hingga saat ini, masalah masih belum terselesaikan. Hingga program cadangan yang ditawarkan pihak QM Financial pun dirasa kurang menarik oleh para korban karena mereka merasa takut akan adanya delay yang berkepanjangan dan pihak-pihak tersebut akan berkelit lagi dan masalah tersebut ditakutkan tidak selesai dan kerugian tidak bisa ditutupi atau bahkan malah membuat keuangan korban semakin bengkak dengan proses panjang tersebut. Idealnya, para korban ingin uangnya dikembalikan atau penyelesaian dengan jalan lain yang tidak merugikan siapapun.
Berkaca dari kasus tersebut dan kasus-kasus lain yang memakan korban memang menjadikan pelajaran bagi kita untuk senantiasa berhati-hati ketika menjadi pelaku investasi. Perhitungkan semua dari awal termasuk melihat bagaimana perusahaan tempat Anda berinvestasi tersebut bekerja dengan melihat portofolio perusahaan tersebut, jangan begitu saja percaya pada rekomendasi dari pihak-pihak tertentu. Dengan bermain aman-pun (dalam artian seperti yang dituduhkan pihak QM Financial untuk tidak terlalu bermain agresif) tentu akan bisa lebih membuat uang Anda selamat dari janji manis investasi yang berbuah kerugian.