Pajak progresif merupakan tarif pemungutan pajak berdasarkan dengan banyaknya jumlah kenaikan biaya atas berbagai pembangunan perhubungan. Biaya pajak progresif digunakan untuk menetapkan pengenaan pajak dan kenaikan presentasi ditetapkan pada setiap kali, dengan jumlah dan dalam jangka waktu tertentu. Seperti misalnya perhitungan pajak progresif pada kendaraan motor maupun mobil. Anda mungkin pernah merasa, mengapa semakin tahun pajak progresif semakin mahal ? atau mengapa pajak progresif antar kendaraan roda dua berbeda-beda ? Nah, menjawab pertanyaan diatas, berikut beberapa penyebab mengapa pajak progresif semakin mahal, atau berbeda-beda :

Pajak Progresif untuk Kendaraan

1. Permasalahan Kemacetan

Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia telah mengalami kemacetan yang luar biasa. Meskipun banyak cara yang diterapkan oleh pemerintah setempat untuk mengurangi kemacetan dan jumlah kendaraan, nyatanya hal ini tidak mengurangi angka kemacetan disana. Maka tak heran jika jumlah pajak progresif kendaraan pun ikut naik. Hal ini dimaksudkan, dengan mahalnya pajak dan BBM, masyarakat mau beralih menggunakan kendaraan umum untuk mengurangi kemacetan.

2. Jumlah Kendaraan Yang Semakin Banyak

Selain di Jakarta, jumlah kendaraan di berbagai kota lain di Indonesia juga turut mengalami peningkatan setiap tahunnya. Baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Banyaknya kendaraan inilah yang secara tidak langsung membuat jalan-jalan akan lebih cepat rusak. Demi memberikan kenyamanan bagi para pengguna jalan, akhirnya banyak jalan yang diperbaiki dengan lebih baik lagi. Pengeluaran inilah yang kemudian dijadikan alasan menaikkan pajak progresif.

3. Banyaknya Jalan Yang Belum Diperbaiki

Di Jakarta saja, masih banyak jalan yang berlubang atau rusak, apalagi di kota lain? inilah yang perlu kita ketahui. Maka tak heran jika akhirnya pemerintah menerapkan biaya pajak kendaraan yang semakin mahal.

4. Perbedaan Jenis Mesin, Dan Bahan Bakar Yang Digunakan

Jika kita lihat, motor keluaran jaman dulu dengan sekarang memiliki pajak progresif yang sangat jauh berbeda. Nah, ternyata penghitungan pajak progresif juga ditetapkan berdasarkan jenis motor, spesifikasi, serta fitur yang diberikan. Semakin bagus spesifikasi kendaraan, semakin bagus fitur yang diberikan maka semakin mahal pula biaya pajak yang harus dibayarkan.

Sumber: http://cdn.klimg.com/

Oke, daripada anda semakin bingung bagaimana menghitung pajak progresif, coba kita perhatikan cara berikut ini :

1. Untuk mengetahui cara mengitung pajak progresif pastikan dulu anda mengetahui Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Setiap daerah dan setiap daerah akan memiliki DPP yang berbeda-beda yang telah ditentukan oleh pemerintah masing-masing berdasarkan beberapa pertimbangan seperti diatas.

2. Misalkan saja sebuah motor Vario memiliki DPP 15 juta, biasanya biaya DPP akan dikalikan sebesar 2,5 % jika dihitung akan mendapat hasil Rp 375 rupiah. Inilah pajak progresif yang harus anda bayarkan. Penetapan pajak sebesar 2,5% merupakan kebijakan dari masing-masing daerah. Perlu diingat, jika besarnya biaya progresif pada contoh tersebut merupakan kebijakan yang ada di Jakarta. Sedangkan di kota lain bisa jadi berbeda karena beberapa alasan lain. Tentunya disesuaikan dengan kondisi pembangunan sistem perhubungan di masing-masing kota. Tidak hanya itu saja, jika anda memiliki beberapa motor atau mobil, maka kendaraan selanjutnya yang anda miliki akan mendapat pajak progresif yang lebih mahal pula.

Bagaimana, masih bingung dengan cara membayar pajak progresif ? Jika bingung, anda bisa membacanya dibalik STNK (Surat Tanda Naik Kendaraan anda). Biasanya disana telah tertera pembayaran apa saja yang masuk didalamnya dan berapa jumlahnya. Memang terkadang jumlah yang akan kita bayarkan tidak sesuai atau memiliki beberapa selisih. Nah, inilah yang harus kita pertanyakan kepada pihak-pihak yang diatas. Sekian informasi ini, semoga dapat menambah wawasan anda dalam mengetahui pajak progresif.

Daftar gratis di Olymp Trade: