Bank Agris akan Lepas Saham ke Publik
Bursa Efek Indonesia melaporkan bahwa PT Bank Agris merencanakan untuk melepas sekitar 20 persen sahamnya ke publik melalui mekaninsme penawaran umum perdana saham (IPO). Adapun perseroan itu merencanakan untuk menggunakan dana hasil IPO untuk meningkatkan status bank ke dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 2. Berdasarkan ketentaun Bank Indonesia, bank yang masuk ke dalam kelompok BUKU 1 bermodal inti kurang dari Rp1 triliun, sementara kelompok BUKU 2 dengan modal inti Rp1–Rp5 triliun. Dalam pelaksanaan IPO itu, PT Bank Agris menunjuk PT Indo Premier Securities sebagai penjamin pelaksana emisi. Dalam situs resmi Bank Agris disebutkan bahwa struktur pemegang saham per 31 Desember 2013 adalah PT Dian Intan Perkasa sebesar 99,66 persen, dan Benjamin Jiaravanon 0,34 persen.
XL Usulkan Dividen Minimal 30%
PT XL Axiata Tbk (XL) mengusulkan rasio pembayaran dividen minimal 30% dari laba bersih tahun 2013. Rasio pembayaran dividen tersebut akan dimemintakan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) April ini.Tujuan kebijakan penetapan dividen itu adalah meningkatkan rasio pembayaran dividen secara progresif dari tahun ke tahun. Distribusi dividen ditentukan oleh pemegang saham pada RUPS dengan memperhatikan laba bersih yang diperoleh XL selama beberapa tahun berturut-turut, kecukupan modal, kondisi keuangan secara keseluruhan, dan kondisi lainnya yang dianggap relevan. Sepanjang 2013, perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp 21,35 triliun, naik dari Rp 21,27 triliun dari tahun sebelumnya. Sedangkan EBITDA perseroan menjadi Rp 8,65 triliun, turun dari EBITDA tahun sebelumnya Rp 9,74 triliun. Adapun laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp 1,03 triliun, turun dari laba bersih 2012 sebesar Rp 2,76 triliun.
Bank Mutiara Restrukturisasi Kredit Macet Rp135,8 Miliar
Manajemen PT Bank Mutiara Tbk berhasil melakukan restrukturisasi sejumlah kredit bermasalah peninggalan manajemen lama Bank Century yang diperoleh pada kuartal pertama 2014 sebesar Rp135,8 miliar. Adapun hasil restrukturisasi itu kemudian dicatat sebagai pendapatan serta memberi kontribusi terhadap laba perseroan. keberhasilan proses restrukturisasi sejumlah kredit bermasalah Bank Mutiara didapat melalui berbagai upaya, yakni mulai dari mendorong debitur membayar cicilan sebagian utang, penjualan AYDA (agunan yang diambil alih), serta penagihan para debitur yang hapus buku. Adapun nilai pembayaran utang yang dilakukan para debitur perseroan mencapai Rp131,5 miliar atau 12,9 persen dari total kredit bermasalah sebesar Rp1,015 triliun yang membebani perseroan akhir tahun lalu.
Saham PT Eka Sari Lorena Resmi Dicatat di BEI
PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-10 di sepanjang tahun ini. Adapun kinerja perseroan masih positif ke depanya menyusul bidang usaha di sektor transportasi di dalam negeri masih memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terutama bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang membutuhkan moda transportasi sebagai penghubung untuk menunjang segala aktivitas. perseroan melepas sebanyak 150.000.000 lembar saham atau setara dengan 42,86 persen dari total modal ditempatkan dan disetor. Dengan demikian, perseroan meraih dana IPO mencapai Rp135 miliar. Ia memaparkan bahwa hasil dana IPO itu akan digunakan untuk pengembangan investasi baru armada bus antar kota antar provinsi (AKAP), angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB), dan bus kota terintegrasi busway (BKTB) serta rekondisi bus lama dengan porsi sampai 81 persen.
Agresif Ekspansi, Japfa Siapkan Rp 3,8 T
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) bakal lebih agresif dalam mengembangkan usahanya. Perusahaan pakan ternak dan pembibitan anak ayam usia sehari (day old chick/ DOC) itu menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 3,8 triliun selama 2014-2015. Sebanyak Rp 3 triliun atau 80% dari total capex dialokasikan untuk membiayai ekspansi. rencana ekspansi Japfa tersebut bertujuan untuk memenuhi pertumbuhan permintaan terhadap produk daging ayam. Hal itu memungkinkan perseroan untuk mempertahankan pangsa pasar sekitar 20% dalam beberapa tahun ke depan. Selama 2013, Japfa membukukan penjualan bersih sebesar Rp 21,4 triliun, meningkat 20,2% dibandingkan 2012 sebesar Rp 17,8 triliun. Meski mengalami peningkatan penjualan, laba bersih tercatat turun 36% dari Rp 1 triliun pada 2012 menjadi Rp 640 miliar pada 2013.