Pada artikel sebelumnya kita sudah melihat beberapa tips untuk menjawab pertanyaan ketika anda sedang berada dalam tahapan tes wawancara kerja. Di sana kita akan menemukan bahwa pertanyaan tersebut seringkali bersifat tricky, atau bahkan menjebak. Setiap jawaban yang kita lontarkan bisa jadi bumerang bagi diri kita sendiri kalau kita tidak siap untuk menjawab pertanyaan lanjutan yang mungkin muncul dari jawaban kita tersebut.
Salah satu pertanyaan penting adalah “Mengapa anda keluar dari pekerjaan anda sebelumnya?” Karena itu akan menunjukkan bagaimana anda mengambil keputusan besar dalam hidup. Artikel ini akan mencoba memberikan alternatif jawaban alasan keluar dari pekerjaan yang pada umumnya diterima dengan baik oleh pewawancara. Lebih dari itu, jawaban ini juga bukanlah sebuah alasan saja, melainkan juga dorongan bagi anda yang sedang tidak nyaman berada pada tempat kerja anda yang sekarang. Mari kita simak uraian berikut.
#1 Perusahaan Tidak Memberikan Jenjang Karir yang Jelas

Jenjang karir yang jelas memungkinkan anda untuk mengembangkan diri anda. | via holistic.edu.mt


Ada kalanya perusahaan memberikan jenjang karir yang jelas karena ada begitu banyak posisi yang bisa ditempati oleh seorang karyawan yang telah lama bekerja dan diangkat menjadi pegawai tetap. Namun demikian ada perusahaan, atau jenis pekerjaan, yang sebenarnya memberikan jenjang karir jelas, tetapi dalam waktu yang sangat lama. Misalnya, di dalam struktur kerja sebuah media cetak, jenjang karir hanya sedikit sekali, mulai dari wartawan hingga pemimpin redaksi hanyalah beberapa langkah saja. Padahal jumlah wartawan cukup banyak. Maka untuk kemudian menjadi pemimpin redaksi memang dibutuhkan waktu yang sangat lama, itupun harus menyingkirkan wartawan lainnya. Selain itu ada juga perusahaan yang jenjang karirnya tidak jelas. Misalnya, karena punya relasi dengan pimpinan, seorang karyawan yang baru saja diangkat sudah memiliki wewenang besar di sana sini. Sedangkan mereka yang bekerja puluhan tahun masih saja menempati posisi yang sama.
#2 Budaya Kerja Perusahaan yang Tidak Nyaman untuk Diikuti
Budaya kerja ini bukanlah hal yang remeh untuk dipikirkan. Bagaimanapun budaya kerja yang baik akan menciptakan kualitas kerja karyawan yang baik pula. Budaya kerja ini mencakup bagaimana perusahaan memberikan aturan-aturan kerja bagi karyawannya, bagaimana gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang atasan kepada anak buahnya, hingga bagaimana pihak perusahaan mengkomunikasikan hal-hal penting perusahaan kepada para karyawannya. Semua hal tersebut berpengaruh nyata terhadap kualitas kerja karyawannya. Misalnya, seorang atasan yang memotivasi anak buahnya untuk bekerja lebih keras tentu akan menghasilkan kualitas pekerjaan yang lebih baik daripada seorang atasan yang hanya bisa memerintah—apalagi dengan marah-marah. Pasalnya, budaya kerja ini tidaklah diciptakan oleh seorang karyawan, melainkan oleh struktur kerja perusahaan itu sendiri. Jadi bila ini digunakan sebagai alasan, besar kemungkinan akan diterima.
#3 Deskripsi Pekerjaan Tidak Sesuai Kontrak atau Kompensasi Gaji
Ketika awal masuk bekerja, anda biasanya diminta untuk menandatangi kontrak. Kontrak tersebut berisi konsekuensi untuk menaati peraturan sebagai karyawan perusahaan, dan juga soal deskripsi pekerjaan anda. Kontrak tersebut dilakukan di atas selembar materai, itu artinya antara anda dan perusahaan sudah memiliki hubungan hukum yang jelas. Meski begitu seringkali perusahaan membebankan pekerjaan yang lebih dari apa yang sudah disepakati dalam perjanjian di awal. Rasanya menjadi tidak masalah ketika perusahaan lalu memberikan kompensasi gaji lebih karena anda mengerjakan hal di luar tanggung jawab anda, tapi bagaimana kalau jumlah kompensasi itu tidak sebanding dengan waktu dan kerja keras yang telah anda luangkan untuk itu? Tentu saja ini menjadi permasalahan sendiri yang layak dijadikan alasan untuk keluar dari pekerjaan.
#4 Berencana Mengembangkan Usaha Sendiri

Mengembangkan usaha sendiri memungkinkan anda untuk keluar dan tetap menjalin hubungan baik dengan rekan kerja. | via floridanext.org


Bisa dikatakan alasan ini adalah alasan yang ampuh untuk berhenti bekerja dari perusahaan. Maksudnya, ini adalah alasan yang masih etis diucapkan oleh seorang yang telah bekerja, jauh lebih baik dari pada alasan pindah bekerja pada perusahaan lain yang menawarkan gaji lebih besar. Selain lebih etis, alasan ini juga akan membuat anda masih bisa memiliki jaringan profesional yang baik dengan rekan-rekan kerja anda. Hal yang perlu diperhatikan dari alasan ini ada dua hal. Pertama, bila perusahaan masih sangat membutuhkan anda, ada kemungkinan mereka akan memberikan tawaran kenaikan gaji yang kadang memang sering menggoyahkan niat anda. Kedua, berpindah haluan dari karyawan menjadi pengusaha adalah sebuah tantangan tersendiri, budaya kerja yang anda miliki bertahun-tahun menjadi karyawan bisa menjadi tantangan berat yang harus anda taklukkan.
#5 Hendak Melanjutkan Sekolah
Hampir pasti perusahaan tidak akan menahan-nahan seorang karyawan yang mengundurkan diri karena alasan tersebut. Mengapa? Pertama, karena memperoleh pendidikan adalah hak bagi setiap manusia. Kedua, melanjutkan sekolah adalah bentuk pengembangan kapasitas dan kualitas bagi seseorang yang justru bisa dimanfaatkan oleh sebuah perusahaan. Biasanya perusahaan akan menjelaskan bila karyawan tersebut telah menyelesaikan sekolahnya, mereka bisa kembali memasukkan lamaran kepada perusahaan tersebut dan menempatkannya pada posisi yang sesuai dengan pengalaman dan jenjang pendidikannya. Namun yang perlu dipastikan dari alasan ini adalah anda benar-benar memiliki tujuan yang anda capai dengan memilih berhenti bekerja dan melanjutkan sekolah. Banyak kasus menyebutkan sekolah adalah pelarian dari pekerjaan yang berat atau membosankan.
#6 Anda dan Keluarga Akan Pindah Rumah
Banyak yang mengatakan ini adalah alasan klasik. Kendati klasik, alasan ini biasanya tidak akan ditolak oleh sebuah perusahaan. Bagaimanapun lokasi rumah, apalagi jika anda sudah berkeluarga, akan sangat dipertimbangkan untuk bekerja. Bekerja di tempat yang jauh akan memberikan kesulitan sendiri, paling tidak dari segi waktu dan biaya untuk mobilisasi dari rumah menuju kantor dan sebaliknya. Barangkali untuk di kota-kota besar seperti Jakarta, rumah yang jauh rasanya tidak selalu jadi masalah. Misalnya kantor di Jakarta, tetapi tinggal di Depok, Pamulang, dan kota-kota sekitar Jakarta. Hal itu tidak jadi masalah asal mendapatkan kompensasi yang besar dari usahanya yang juga besar itu, misalnya, gaji yang memang tinggi. Namun bila tidak dapat kompensasi yang lebih besar, biasanya karyawan memang memilih mundur.
#7 Pindah Profesi yang Lebih Sesuai dengan Pendidikan dan Minat
Barangkali alasan ini tidak bisa langsung diterima dengan baik oleh perusahaan lama maupun perusahaan baru. Hal ini menunjukkan anda mengalami kebosanan terhadap profesi, ataupun anda dinilai telah gegabah untuk mengambil keputusan dari awal. Namun demikian, bagaimanapun ini adalah hak anda sebagai seorang yang ingin mengembangkan diri. Apalagi kalau profesi yang anda ajukan setelah ini memang sesuai dengan minat anda dan latar belakang pendidikan anda. Itu setidaknya memberikan nilai tambah karena anda sudah memiliki pengetahuan dasar dari profesi baru yang hendak anda geluti. Tantangannya barangkali sama dengan poin keempat, karena anda akan menemukan suasana kerja yang berbeda, tugas-tugas yang berbeda, serta kepuasan yang berbeda ketika anda berpindah profesi.
#8 Memiliki dan Mengasuh Anak

Bagaimanapun anak tetap membutuhkan perawatan dari orang tua secara langsung ketika masih bayi. | via www.caremattersinc.com


Alasan ini biasanya digunakan oleh perempuan yang belum lama menikah. Hal ini juga biasanya dimaklumi oleh sebuah perusahaan. Bagaimanapun, bekerja dalam kondisi hamil itu sudah merupakan tantangan tersendiri. Terutama untuk jenis-jenis pekerjaan yang membutuhkan kerja lapangan atau penampilan yang baik. Saat ini juga para ibu muda lebih sering untuk memberikan waktunya khusus kepada anaknya sejak masih bayi hingga berusia beberapa tahun. Mereka enggan untuk menitipkannnya kepada pengasuh bayi karena berbagai alasan tertentu. Namun bukan berarti selamanya mereka kemudian tidak bekerja. Biasanya ibu muda tersebut mengundurkan diri untuk beberapa waktu hingga anak sudah bisa ditinggal di tempat pentitipan, day care, ataupun diasuh oleh seorang pengasuh, lalu mereka memutuskan untuk kembali bekerja.
#9 Mencari Tantangan yang Baru
Barangkali ini adalah alasan yang agak tidak jelas. Mengapa? Karena tantangan itu adalah pandangan terhadap sebuah pekerjaan, sedangkan setiap orang bisa memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap sesuatu yang memandang dirinya tersebut. Ada orang yang tertantang untuk bekerja di lapangan karena membutuhkan kemampuan fisik yang relatif lebih baik. Ada juga orang yang tertantang untuk bekerja seharian di kantor karena membutuhkan konsentrasi dan mental yang tinggi untuk menghindarkan diri dari kebosanan.
#10 Besaran Gaji yang Tidak Sesuai Kebutuhan
Gaji adalah masalah penting dari sebuah pekerjaan, meski tidak selalu jadi yang utama. Penentuan besaran gaji ini bermacam-macam. Bisa tergantung lokasi pekerjaan, peraturan pemerintah, berat kecilnya tanggung jawab seorang karyawan, lamanya dia bekerja, hingga reputasi dari perusahaan itu sendiri. Hal yang sering dibilang orang adalah “kecil atau besar, gaji tak akan pernah cukup.” Namun jika ada yang menawarkan lebih besar dengan persyaratan yang kurang lebih sama, mengapa tidak mengambil peluang tersebut? Minimal ada hal lain yang bisa kita lakukan dengan pendapatan yang lebih besar, misalnya, kita lebih leluasa untuk berinvestasi dengan lebih besar pada produk-produk keuangan.
Itu tadi alasan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan. Sangat penting untuk membuat alasan yang baik, dengan penjelasan yang lebih masuk akal dan menunjukkan bahwa anda adalah seorang yang ingin selalu berkembang.

Daftar gratis di Olymp Trade: